Repelita Jakarta - Dugaan skripsi Presiden Joko Widodo yang disebut meniru pidato seorang guru besar kembali mencuat lewat pernyataan Profesor Sofian Effendi.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada periode 2002 hingga 2007 itu menegaskan, naskah skripsi Jokowi diduga hanya menjiplak pidato Prof Soenardi Prawirohatmodjo, tokoh Fakultas Kehutanan UGM.
Sofian mengungkapkan kecurigaan ini muncul karena Jokowi dinilai belum memenuhi syarat akademik untuk menulis skripsi.
Ia menyebut nilai kuliah Jokowi pada dua tahun pertama tidak mencukupi.
Sofian pun menyebut skripsi itu tidak pernah melalui proses ujian resmi.
"Jadi (karena nilainya tidak memenuhi) dia belum memenuhi persyaratan melanjutkan ke sarjana dan menulis skripsi.
Skripsinya pun sebenarnya adalah contekan dari pidatonya Prof Soenardi.
Tidak pernah lulus.
Tidak pernah diujikan.
Lembar pengesahannya kosong," kata Sofian.
Ia mengaku sudah mengecek langsung ke bagian administrasi kampus.
"Saya tanya ke petugasnya, mbak ini kok kosong?
Dia bilang iya pak itu sebenarnya nggak diuji.
Nggak ada nilainya.
Makanya nggak ada tanggal, nggak ada tandatangan dosen penguji," ungkapnya.
Pidato yang diduga dijadikan naskah skripsi Jokowi merupakan pidato pengukuhan Guru Besar Prof Soenardi pada 18 Oktober 1984.
Dalam pidato berjudul “Kayu, Ilmu Kayu, Teknologi Kayu, dan Masa Depannya”, Prof Soenardi membahas perkembangan industri kayu di Indonesia.
Pidato itulah yang disebut Sofian dijadikan bahan skripsi Jokowi.
Prof Soenardi Prawirohatmodjo bukan sosok sembarangan.
Lahir di Wonogiri, 8 Maret 1929, ia dikenal sebagai pejuang kemerdekaan sebelum menjadi akademisi kehutanan.
Ia pernah aktif di Tentara Pelajar dan TNI.
Setelah itu, ia mendalami dunia kehutanan hingga mendirikan Fakultas Kehutanan UGM pada 17 Agustus 1963.
Sepanjang karirnya, Prof Soenardi pernah menjabat Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM.
Namanya bahkan tertera di banyak ijazah sarjana kehutanan UGM pada masa itu.
Prof Soenardi wafat pada 24 April 2021 dalam usia 92 tahun.
Isu dugaan penjiplakan skripsi ini menambah panjang polemik keaslian ijazah Jokowi.
Sebelumnya, pembimbing skripsi Jokowi juga sempat dipersoalkan setelah Ir Kasmudjo menyatakan tidak pernah membimbing skripsi tersebut.
Jokowi membantah tuduhan itu dan menduga ada kepentingan politik besar di balik isu ijazah palsu.
Ia menilai reputasinya sedang diserang untuk dijatuhkan.
Proses hukum masih terus berjalan dengan laporan balik dari Jokowi atas dugaan pencemaran nama baik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

