Ketua Dewan Pers Ingatkan Penguasa Jangan Alergi Kritik

 

Repelita Jakarta - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat menyoroti hubungan antara penguasa dan kebebasan kritik yang sering menimbulkan ketegangan.

Ia mengungkapkan bahwa penguasa umumnya peka jika mendapat kritik, terutama melalui pemberitaan media.

Menurutnya, ketidaknyamanan menghadapi kritik adalah hal yang manusiawi, meskipun seharusnya kritik justru dijadikan pengingat dalam sistem demokrasi.

Komaruddin mengakui sampai saat ini belum pernah ada penguasa yang langsung menelepon dirinya untuk mempersoalkan pemberitaan media.

Ia menjelaskan hal itu dalam sebuah diskusi di Jakarta pada 21 Juli 2025.

Baginya, dalam negara demokrasi, kritik adalah hal biasa dan tak seharusnya dibungkam.

Media memiliki fungsi sebagai saluran informasi, pengawasan, dan pengingat agar kebijakan pemerintah tetap berjalan di rel yang benar.

Komaruddin mengingatkan bahwa para pendiri republik maupun para ahli demokrasi selalu menekankan pentingnya kritik agar kekuasaan tidak menyimpang.

Ia juga menyoroti isu revisi undang-undang penyiaran yang belakangan ramai diperbincangkan.

Menurutnya, aturan baru tidak boleh menjadi alat untuk mengekang kebebasan pers.

Ia menegaskan kritik bukan untuk dimusnahkan, melainkan untuk dievaluasi demi perbaikan tata kelola pemerintahan.

Pers, kata Komaruddin, harus tetap berperan memberi tekanan yang sehat agar pemerintah tetap awas dan tanggap.

Ia menambahkan Dewan Pers berfungsi sebagai penghubung masyarakat, media, dan pemerintah agar kritik dapat tersampaikan dengan cara yang benar.

Pers, menurutnya, harus dipahami sebagai rekan kerja pemerintah, bukan lawan.

Jika kritik itu benar, penguasa wajib mendengar, sedangkan jika berupa fitnah, silakan dibuktikan melalui jalur hukum.

Komaruddin berharap tidak ada kriminalisasi terhadap insan pers yang menjalankan tugas kontrolnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga