
Repelita Jakarta - Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas dengan lilitan lakban kuning di kepalanya memunculkan banyak dugaan.
Sebagian pihak menduga ada kejanggalan di balik peristiwa ini.
Lakban berwarna kuning yang membungkus kepala Arya disebut bukan sekadar penutup, melainkan simbol pembungkaman.
Analisa ini menepis anggapan yang sempat beredar bahwa Arya meninggal karena tindakan asfiksia auto-erotik atau aktivitas seksual ekstrem.
Meta Bagus, kakak ipar Arya, sejak awal menolak kabar miring tersebut.
Ia menegaskan bahwa Arya selama hidupnya dikenal sebagai sosok normal dan tidak menunjukkan perilaku aneh.
“Tidak ada gejala apapun. Family man, kalau saya boleh bilang,” ujar Meta.
Meta juga bercerita bahwa hubungan Arya dengan istri dan anak-anaknya sangat baik.
Mereka rutin berkomunikasi setiap pagi dan malam lewat panggilan video meski tinggal terpisah antara Jakarta dan Yogyakarta.
Seksolog klinis Zoya Amirin turut angkat bicara soal dugaan asfiksia auto-erotik.
Menurut Zoya, pelaku asfiksia auto-erotik umumnya memakai cara-cara tertentu seperti menindih dada dengan benda berat atau menutup saluran napas dengan plastik.
“Ditindih barang berat di dada, menghalangi pernapasan, paling sering pakai plastik. Mereka punya eskalasi dari tali ikatan sampai akhirnya ke lakban, lakban sudah lumayan tinggi permainnya,” kata Zoya.
Zoya menilai kondisi Arya tidak sesuai dengan pola asfiksia auto-erotik.
Ia menjelaskan pelaku praktik ini biasanya menyiapkan cara menyelamatkan diri saat kondisi kritis.
“Escape plannya itu tidak terlihat sama sekali, tangannya dia itu terikat atau tidak ? Kalau dia dalam keadaan meninggal dan diselimutin, agak langka yah, karena seorang Asfiksia auto-erotik tidak membutuhkan selimut,” jelas Zoya.
Menurutnya, jika benar Arya tewas karena tindakan tersebut, seharusnya ditemukan alat bantu atau perlengkapan lain di lokasi.
Selain itu, warna lakban juga dianggap janggal.
Zoya menuturkan lakban kuning bukan jenis umum yang mudah ditemukan di toko terdekat.
“Pemilihan warna kuning, bukan lakban yang biasa dijual di minimarket, ini harus dipesan di online,” katanya.
Zoya menduga bentuk lilitan lakban di kepala Arya adalah pesan pembungkaman.
“Yang juga saya lihat bentuk pengelilingan itu kalau kami melihat lebih seperti pembungkaman ? Membungkan si korban untuk tidak mengatakan sesuatu,” katanya.
Zoya menambahkan bahwa pembunuhan dengan metode seperti ini erat kaitannya dengan upaya membungkam korban agar tak lagi bersuara.
Ia menegaskan pola tersebut berbeda jauh dari praktik BDSM atau perilaku seksual menyimpang lainnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

