
Repelita Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia sedang melangsungkan Pemilihan Raya untuk menentukan Ketua Umum baru periode berikutnya.
Proses pemilihan berlangsung sejak 12 Juli hingga 18 Juli mendatang.
Berdasarkan data PSI, tercatat ada 187.306 kader di seluruh Indonesia yang dinyatakan berhak memilih.
Jumlah itu didapat usai verifikasi yang dilakukan partai hingga akhir masa penetapan daftar pemilih.
“Jadi ada 187.306 anggota PSI yang berhak memilih ketua umum dalam Pemilihan Raya,” kata Sekretaris Steering Committee Kongres PSI, Beny Papa.
Para anggota PSI memberikan suara melalui laman vote.psi.id.
Rencananya, hasil Pemilihan Raya akan diumumkan pada Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, 19-20 Juli 2025.
Di tengah proses itu, salah satu kandidat Ketua Umum PSI, Ronald A Sinaga, menilai sistem satu anggota satu suara membuat peta persaingan sangat terbuka.
Ronald bahkan menyebut peluang menggusur Kaesang Pangarep dari kursi Ketum cukup terbuka.
“Semua anggota yang berhak memilih punya otonomi masing-masing.
Tidak bisa diatur-atur.
Bahkan, serius, Mas Kaesang mungkin kalah.
Apa pun bisa terjadi,” ucap Ronald pada Selasa (15/7).
Menurutnya, jika hanya pengurus DPW dan DPD yang memilih, pengaturan hasil masih mungkin terjadi karena jumlahnya hanya sekitar 600 orang.
“Tetapi bagaimana cara mengatur atau memaksa lebih dari 180 ribu pemilih?
Ketua DPW bisa saja memilih kandidat A, tapi anggota di kepengurusannya bisa memilih kandidat B atau C,” tambahnya.
Ronald menegaskan, mekanisme satu anggota satu suara menjadi bukti PSI sebagai Partai Super Terbuka.
“Partai bukan didikte atau dikendalikan elite.
Setiap anggota punya posisi menentukan,” tutup Ronald.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

