Repelita Jakarta - Rencana Presiden Prabowo Subianto menugaskan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Papua kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pengamat politik.
Heru Subagia, Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya, menilai penugasan ini bukan sekadar tugas biasa.
Menurutnya, langkah ini merupakan investasi politik besar untuk masa depan Gibran pada 2029 mendatang.
“Gibran sedang berinvestasi politik untuk 2029 nanti, ini jelas,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Minggu (13/7/2025).
Papua dianggap wilayah yang sangat strategis untuk mengasah kemampuan kepemimpinan Gibran.
Di sana, ia akan menemui berbagai tantangan, peluang, dan fungsi kontrol pemerintahan secara menyeluruh.
“Persoalan dan tantangan sekaligus kesempatan baik dalam fungsi kontrol dan hasilnya, ada dalam skala wilayah di Papua menjadi tempat atau medan pembelajaran Gibran. Kemudian bisa dikatakan sangat potensial tantangan dan inilah bagaimana Papua akan membentuk Gibran,” ungkapnya.
Heru melihat penugasan ini dapat memberikan lompatan besar pada kepemimpinan Gibran.
“Gibran akan mengalami sebuah lompatan dari sisi kepemimpinan, cara berpikir, dan menghadapi yang tidak hanya berkaitan dengan masalah otonomi daerah. Tetapi Papua juga akan memberikan pelajaran, berkaitan dengan isu dunia, internasional,” tuturnya.
Isu lingkungan hidup dan sumber daya alam Papua yang krusial dalam geopolitik global juga menjadi perhatian.
“Masalah lingkungan hidup, sangat krusial, apalagi dalam konteks kekinian. Terus masalah sumber daya alam yang sangat potensial, bahkan dominasinya bisa melebihi APBN kita,” katanya.
Dari sisi geopolitik, Papua menjadi pelajaran penting bagi Gibran dalam mengelola isu perencanaan dan tindakan yang berkaitan dengan geopolitik.
“Papua akan banyak menghasilkan bagaimana Gibran belajar mengelola isu perencanaan dan tindakan kaitannya dengan geopolitik. Ada beberapa potensi yang dihadapi di Papua, dan ke depannya mungkin menjadi sebuah kanal atau saluran konflik yang berakibat pada Indonesia,” tambah Heru.
Ia juga menggarisbawahi hubungan Papua dengan isu Australia dan negara Melanesia seperti Papua Nugini, Fiji, dan negara kepulauan lain.
Keberhasilan Gibran mengelola Papua akan menjadi bukti nyata kapasitasnya sebagai pemimpin muda, bukan sekadar wakil presiden simbolik.
“Gibran akan menghadapi sebuah arena yang saya katakan ini menjadi kesimpulan, keputusan dan tindakan Gibran jika nanti sukses merangkum semua kegiatan di Papua, akan menjadi ring tinjunya dan itulah kemenangan Gibran sesungguhnya untuk menjadikannya tidak dikatakan sebagai Wapres yang tidak bisa apa-apa,” tutup Heru.
Heru juga menilai penugasan ini merupakan peluang luar biasa bagi Gibran dan layak menerima mandat tersebut dari Prabowo.
“Kita justru melihat potensi sangat luar biasa bagi Gibran dan sepantasnya ia menerima mandat dari Prabowo. Karena jelas kesempatan ini justru secara tidak langsung adalah bom waktu buat Prabowo sendiri dalam potret lima sampai sepuluh tahun ke depan,” ujarnya.
Menurutnya, penugasan ini memungkinkan Gibran tumbuh dan berkembang menghadapi kompleksitas tinggi.
Heru pun menyentil tokoh muda lain, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang menurutnya masih sibuk pencitraan.
“Ini sindiran yang cukup menggelitik, selamat tinggal kepada tokoh muda yang masih eksis, apalagi menggebu-gebu terutama SBY. Sepertinya Gibran mewakili geng Solo dan SBY mewakili anaknya, bisa saya katakan Geng Cikeas,” tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

