Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tentara Israel Akui Sengaja Bunuhi Warga Palestina yang Cari Bantuan, Menyebutnya Ladang Pembantaian

 Warga Palestina membawa karung dan kotak berisi makanan dan bantuan kemanusiaan yang diturunkan dari konvoi Program Pangan Dunia (WFP) yang menuju Kota Gaza di Jalur Gaza utara, Senin, 16 Juni 2025.

Repelita Tel Aviv - Sejumlah tentara Israel menyatakan mereka menembak warga sipil Palestina yang sedang menunggu bantuan di Gaza atas perintah langsung dari atasan mereka.

Pengakuan ini disampaikan oleh tentara dan perwira militer Israel kepada media lokal Haaretz dan dipublikasikan pada Jumat, 27 Juni 2025.

Menurut kesaksian mereka, perintah tembak itu berlaku meski warga Palestina yang mendekati lokasi bantuan tidak membawa senjata atau menunjukkan ancaman.

Salah satu tentara bahkan menyebut lokasi distribusi bantuan sebagai “ladang pembantaian”.

"Di tempat saya bertugas, antara satu hingga lima orang tewas setiap hari," ujarnya kepada Haaretz.

Ia menambahkan, "Mereka diperlakukan seperti musuh bersenjata. Tidak ada pengendalian massa, tidak ada gas air mata. Hanya peluru tajam dan senjata berat. Senapan mesin, peluncur granat, mortar."

Israel sempat menghentikan seluruh bantuan kemanusiaan ke Gaza selama hampir tiga bulan sejak Maret 2025.

Blokade ini menyebabkan lebih dari dua juta warga Palestina terjerumus dalam kelaparan ekstrem.

Pada akhir Mei, organisasi Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Amerika Serikat dan Israel, mulai membuka empat titik distribusi makanan.

Pusat bantuan ini hanya beroperasi satu jam setiap pagi.

Para prajurit mengungkapkan bahwa mereka diperintahkan untuk menembaki siapa pun yang datang sebelum pusat bantuan dibuka.

Penembakan juga dilakukan untuk membubarkan kerumunan setelah bantuan selesai didistribusikan.

"Begitu pusat bantuan dibuka, tembakan dihentikan dan mereka tahu bisa mendekat," ujar seorang tentara.

"Tembakan adalah bahasa komunikasi kami," tambahnya.

Ia juga mengaku bahwa penembakan dilakukan dari jarak jauh maupun dekat, bahkan saat tidak ada ancaman terhadap pasukan.

"Saya tidak melihat adanya serangan balasan. Tidak ada musuh. Tidak ada senjata," katanya.

Di wilayah tempat ia bertugas, operasi tersebut disebut sebagai Operasi Ikan Asin, nama yang diambil dari permainan anak-anak di Israel.

Pasukan Israel disebut telah menewaskan sedikitnya 550 warga Palestina yang sedang menunggu bantuan dan melukai lebih dari 4.000 orang lainnya.

Pihak Militer Israel melalui Unit Advokat Jenderal telah memerintahkan Mekanisme Penilaian Pencari Fakta untuk menyelidiki peristiwa ini.

Badan tersebut bertugas mengevaluasi insiden yang diduga sebagai pelanggaran hukum perang. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved