Repelita Jakarta - Tulisan ini merupakan kelanjutan dari kritik terhadap logika yang menyebut penunjukan ijazah bisa menyebabkan kekacauan.
Roy Suryo menyoroti pernyataan yang menganggap menunjukkan ijazah akan menimbulkan preseden buruk, sebagai logika ala Srimulat.
Ia menyebut pernyataan tersebut justru membingungkan dan hanya bisa diterima oleh orang-orang yang tidak menggunakan akal sehat.
Menurutnya, jika memang ijazah itu asli, maka tidak ada alasan untuk tidak menunjukkannya secara terbuka kepada publik.
Ia menegaskan bahwa semua tokoh publik yang pernah menjabat di jabatan strategis, wajib transparan, terutama soal latar belakang pendidikan.
Roy Suryo kemudian menyoroti sikap Prof Effendi Ghazali yang secara terbuka menunjukkan bukti akademiknya saat menjadi mahasiswa UI.
Dalam salah satu acara televisi, Effendi bahkan menunjukkan detail halaman skripsinya yang memuat tanda tangan penguji dengan tanggal berbeda sesuai prosedur.
Effendi juga menyanyikan lagu Gaudeamus Igitur, sebagai bentuk penghormatan terhadap dunia akademik yang tidak bisa diremehkan atau dipalsukan.
Lagu tersebut menjadi simbol bagaimana kehidupan mahasiswa berjalan dari masa muda, penuh ujian, hingga akhirnya wisuda dan menerima ijazah.
Roy menyebut bahwa proses akademik sejati harus dilalui secara berjenjang dan sistematis, tidak bisa tiba-tiba muncul begitu saja.
Ia menjelaskan tahapan akademik mulai dari UTS, UAS, KKL, KKN, skripsi, tesis, hingga disertasi bagi jenjang S-3 adalah syarat mutlak.
Setelah semua tahapan itu barulah ada yudisium dan wisuda sebelum berhak memperoleh ijazah yang sah.
Roy menyebut sangat tidak masuk akal jika ada yang mengklaim memiliki ijazah namun tidak bisa menjelaskan proses akademik yang dilalui.
Menurutnya, hanya mereka yang benar-benar tidak memahami dunia pendidikan atau memang menyembunyikan sesuatu yang bisa membuat publik curiga.
Ia juga menyindir bahwa jika ijazah bisa muncul tiba-tiba tanpa melalui tahapan itu, maka dunia pendidikan telah dikangkangi oleh kepentingan kekuasaan.
Roy mengajak masyarakat untuk tetap menggunakan akal sehat dan menolak logika sesat yang justru melecehkan dunia akademik.
Ia menyatakan bahwa transparansi akademik adalah pondasi kepercayaan publik terhadap integritas pemimpin bangsa.
Roy menyebut hanya orang waras yang mampu memahami pentingnya proses akademik, dan hanya yang tidak waras yang menyebut ijazah asli bisa bikin kekacauan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok