Repelita Solo - Pakar telematika Roy Suryo menanggapi ramai karangan bunga yang membanjiri rumah pribadi Presiden ke-7 RI, Jokowi, di Gang Kutai Utara No. 1, Sumber, Solo.
Momen ini terjadi pada Sabtu, bertepatan dengan ulang tahun Jokowi ke-64.
Roy menyindir media-media pendukung Jokowi yang ia sebut sebagai kelompok “Pro Oslo” dan konten kreator dari komunitas “Ceboker Nusantara”.
Menurutnya, mereka terlalu masif menayangkan peristiwa tersebut sejak pagi.
“Saking ingin cepat tayang, sampai ada yang menulis 'kabanjiran' di thumbnail YouTube-nya. Padahal maksudnya 'kebanjiran',” ujar Roy.
Ia menilai peristiwa tersebut tidak luar biasa karena hanya menampilkan banyak karangan bunga dari tokoh elit.
Pengirimnya antara lain pengusaha seperti Decky Tirtadjajaningrat dari Djajaningrat Group, Dr Alim Markus dari Maspion Group, dan Prajogo Pangestu dari Barito Pacific.
Ada pula tokoh relawan dan pejabat aktif seperti Kolonel CPM Sugiarto dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Roy mempertanyakan motif pengiriman bunga itu di tengah seruan efisiensi anggaran negara.
“Untuk pejabat publik, sekarang sudah ada imbauan efisiensi agar tidak boros menggunakan anggaran negara untuk keperluan tersier seperti itu,” katanya.
Ia juga menyoroti penampilan Presiden Jokowi yang hanya muncul sebentar dengan pakaian tertutup rapat.
Hal itu memicu spekulasi di tengah masyarakat tentang kondisi kesehatan Jokowi.
“Lucunya, malah yang disorot YouTube itu JkW KW alias Jokowi palsu yang pakai batik dan bergaya seolah-olah Presiden,” ucap Roy.
Menurut Roy, kemunculan singkat Jokowi justru memunculkan pertanyaan publik.
Ia bahkan menyebut ada warga yang meneriakkan doa agar Jokowi segera sembuh.
“Kalau memang sedang sakit, sebaiknya ditangani secara serius agar bisa kembali bugar dan menjawab tuntutan masyarakat,” ujarnya.
Roy juga menyinggung isu politik lokal di Solo, yakni tuntutan agar wilayah itu menjadi Daerah Istimewa Surakarta.
Namun, ia mengingatkan agar tidak menyamakan status itu dengan sejarah panjang Yogyakarta.
“Ingat kata Bung Karno, jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,” tegas Roy.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok