Putri Anies Dapat Beasiswa LPDP ke Harvard, Publik Pertanyakan Keadilan Penerima Bantuan Negara

Repelita Jakarta - Putri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan, menjadi sorotan setelah dinyatakan sebagai penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP.

Perempuan berusia 28 tahun itu akan melanjutkan pendidikan jenjang S2 di Harvard University, Amerika Serikat.

Mutiara akan mengambil Program Master of Education in Education Policy and Analysis.

Informasi ini disampaikan langsung oleh Mutiara melalui unggahan di akun LinkedIn miliknya.

Dalam unggahan itu, ia memperkenalkan dirinya sebagai penerima beasiswa LPDP sekaligus menyampaikan kesiapan mengikuti kegiatan persiapan keberangkatan.

Ia menyatakan bergabung dengan kelompok Dala Mawarani dalam batch ke-257 LPDP.

Kegiatan persiapan itu dijadwalkan berlangsung pada 16 hingga 26 Juni 2025.

Namun, kabar kelolosannya sebagai penerima LPDP memicu perdebatan di tengah publik.

Sebagian warganet mempertanyakan apakah putri pejabat publik pantas menerima beasiswa yang dananya bersumber dari anggaran negara.

Kritik tersebut muncul karena LPDP selama ini identik sebagai program yang mendukung pelajar dari latar belakang ekonomi kurang mampu.

Sejumlah pengguna media sosial membantah anggapan itu dengan menyebut LPDP murni selektif berdasarkan prestasi akademik.

Beberapa pihak menjelaskan bahwa LPDP memiliki jalur seleksi berbeda, termasuk jalur afirmasi dan jalur reguler.

Seorang warganet bahkan menanyakan apakah LPDP memang hanya diperuntukkan bagi kelompok miskin saja.

Diskusi ini menarik perhatian Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto.

Dalam keterangannya, Andin menjelaskan bahwa faktor ekonomi bukan syarat utama dalam proses seleksi beasiswa LPDP.

Ia menegaskan bahwa penerima LPDP dipilih melalui proses yang ketat dan objektif.

Menurutnya, seleksi dilakukan berdasarkan meritokrasi, bukan latar belakang sosial ekonomi.

Andin juga menambahkan bahwa prinsip inklusivitas menjadi salah satu nilai yang dijunjung tinggi oleh LPDP.

Ia menyatakan bahwa selama peserta memenuhi kriteria dan lolos seleksi, siapa pun berhak menerima beasiswa.

Ia menyebut bahwa mahasiswa dari keluarga tidak mampu tetap bisa ikut melalui jalur afirmasi.

Seiring kabar beasiswa, prestasi akademik dan non-akademik Mutiara turut menjadi perhatian.

Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 2020.

Semasa kuliah, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan, termasuk kompetisi dan organisasi mahasiswa.

Adapun prestasi Mutiara Baswedan antara lain:

1. Mengikuti program pertukaran pelajar ke Denmark selama satu tahun melalui AFS dan Bina Antarbudaya pada tahun 2014.
2. Meraih Juara 3 dalam Asian Law Students' Association (ALSA) National English Competition tahun 2017 untuk kategori Varsity Speech.
3. Terpilih sebagai Most Outstanding Delegate dalam Jogja International Model United Nations 2017, mewakili Kanada di Kantor PBB urusan Narkoba dan Kejahatan.
4. Menjadi Best Delegate dalam Indonesia Model United Nations 2017, mewakili Mesir dalam Program Pembangunan PBB.
5. Mendapatkan penghargaan Best Position Paper dalam ajang Indonesia Model United Nations 2017.
6. Terpilih sebagai Delegasi Resmi Universitas Indonesia untuk Harvard National Model United Nations 2017–2018.
7. Masuk sebagai Finalis Youth Ambassador ASEAN–Indonesia tahun 2019.
8. Menjadi Peserta Youth Ambassador ke Amerika Serikat tahun 2019.

Pencapaian tersebut dicantumkan langsung oleh Mutiara dalam profil LinkedIn miliknya.

Ia menyatakan siap mengabdi untuk bangsa usai menyelesaikan studi di Harvard University.

Perdebatan soal kelayakan penerimaan beasiswa LPDP terus berlangsung di ruang publik.

Sebagian masyarakat tetap mempertanyakan keadilan dalam penyaluran beasiswa tersebut.

Pihak LPDP menegaskan bahwa seluruh proses seleksi dilakukan secara transparan dan berdasarkan kualitas serta kelayakan peserta.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga