
Repelita Banda Aceh - Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang dikenal dengan sapaan Mualem dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam dunia militer non-formal sejak masa konflik di Aceh.
Mualem merupakan mantan Panglima Perang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sebuah gerakan separatis yang pernah menuntut kemerdekaan Aceh dari Indonesia.
Ia pernah memimpin langsung pasukan GAM dalam sejumlah operasi perlawanan terhadap militer Indonesia, terutama pada masa operasi militer intensif tahun 2002–2003.
Sebelum itu, pada tahun 1986, Mualem diberangkatkan ke Libya untuk mengikuti pelatihan tempur.
Di negara Afrika Utara itu, ia bersama rekan-rekannya dari GAM mendapatkan pendidikan militer dalam rangka mempersiapkan diri sebagai pasukan bersenjata.
Pelatihan tersebut dilakukan secara rahasia dan menjadi bekal utama Mualem saat memimpin perlawanan bersenjata di hutan-hutan Aceh.
Setelah Abdullah Syafi'i, panglima sebelumnya, gugur dalam baku tembak dengan TNI pada 22 Februari 2002, Mualem kemudian ditunjuk sebagai Panglima GAM yang baru.
Pada masa kepemimpinannya, GAM menghadapi operasi militer terbesar sejak Operasi Seroja di Timor Timur.
Operasi ini melumpuhkan sebagian besar kekuatan militer GAM dan memicu gelombang penangkapan serta penyerahan diri di kalangan anggotanya.
Namun Mualem tetap menjadi tokoh sentral hingga terjadinya Kesepakatan Helsinki tahun 2005 yang mengakhiri konflik 30 tahun di Aceh.
Setelah perjanjian damai, Mualem mendirikan Partai Aceh sebagai transformasi dari gerakan bersenjata ke politik legal.
Kini, sebagai Gubernur Aceh periode 2025–2030, sosok Mualem masih membawa warisan sejarah perjuangan yang melekat kuat di mata rakyat Aceh.
Ia resmi dilantik pada 12 Februari 2025 dalam sidang paripurna istimewa DPR Aceh oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Dengan pengalaman militer dan politik yang panjang, Mualem menjadi simbol peralihan dari konflik menuju rekonsiliasi dan pembangunan di Tanah Rencong. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

