
Repelita Banda Aceh - Muzakir Manaf atau yang biasa disapa Mualem kembali menarik perhatian publik.
Gubernur Aceh itu dikenal sebagai mantan panglima perang Gerakan Aceh Merdeka yang pernah bertempur langsung dalam operasi militer TNI di awal 2000-an.
Namun, dalam operasi militer tersebut, Mualem tidak pernah bersinggungan langsung dengan Tito Karnavian.
Saat itu, Tito masih dalam tahap awal kariernya di kepolisian.
Nama Tito baru mencuat pada 2005 ketika memimpin tim Densus 88 yang menewaskan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur.
Kini, nama Mualem kembali ramai diperbincangkan usai meninggalkan pertemuan bersama Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.
Momen itu terjadi ketika Bobby berkunjung ke Pendopo Gubernur Aceh pada Rabu 4 Juni 2025.
Kunjungan itu dilakukan untuk membahas status empat pulau yang kini masuk wilayah Sumatera Utara.
Dalam video yang diunggah di akun TikTok @muzakirmanaf1964, Mualem tiba-tiba pamit di tengah pertemuan.
"Dengan rendah hati saya minta maaf, acara ini dipandu oleh bapak-bapak ini, untuk melanjutkan rapat nanti, ya," ucap Mualem.
Bobby pun terlihat terkejut dan memastikan maksud dari pernyataan tersebut.
"Berarti Pak Gubernur langsung jalan?," tanya Bobby.
"Iya saya minta maaf beribu maaf juga, harusnya saya sudah pergi tapi nggak apa-apa, saya terpaksa nunggu Pak Gubernur karena capek-capek," jawab Mualem sambil berpamitan.
Empat pulau yang dimaksud sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Aceh Singkil.
Namun kini telah masuk wilayah Sumatera Utara berdasarkan Kepmendagri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025.
Pulau tersebut adalah Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Besar, dan Pulau Mangkir Kecil.
Keputusan ini ditetapkan pada 25 April 2025.
Profil Mualem pun kembali diangkat publik pasca peristiwa itu.
Mualem menjabat Gubernur Aceh periode 2025-2030 usai dilantik pada 12 Februari 2025 di Gedung Utama DPRA.
Ia dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian bersama wakilnya Fadhlullah.
Pelantikan ini berlangsung sesuai aturan dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh.
Mualem dikenal sebagai tokoh militer di Aceh.
Julukan Mualem sendiri berarti orang yang mahir di bidang militer.
Ia menjabat Panglima GAM setelah lulus pelatihan tempur di Libya pada 1986.
Mualem naik menjadi pimpinan tertinggi GAM setelah wafatnya Abdullah Syafi'i pada 22 Februari 2002.
Operasi militer TNI yang diluncurkan pada masa itu disebut sebagai yang terbesar sejak Operasi Seroja.
Ribuan anggota GAM gugur, tertangkap, atau menyerah.
Kekuatan militer GAM dilumpuhkan secara signifikan.
Bersamaan dengan bencana tsunami 2004, konflik Aceh pun resmi berakhir.
Pada 27 Desember 2005, GAM dibubarkan dan Tentara Negara Aceh dilepas.
Mualem kemudian menjabat Ketua Komite Peralihan Aceh.
Ia juga mendirikan Partai Gerakan Aceh Mandiri yang kemudian berganti nama menjadi Partai Aceh.
Mualem menjadi ketua umum partai tersebut untuk periode pertama.
Kini, kiprahnya sebagai pemimpin Aceh kembali jadi sorotan seiring konflik batas wilayah empat pulau yang sebelumnya berada di bawah administrasi Aceh. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

