PDIP Heran Mahasiswa Cuma Tagih Janji Gibran tapi Malah Ditangkap Paspampres

 

Repelita Blitar - Langkah pengamanan yang dilakukan Pasukan Pengamanan Presiden terhadap mahasiswa pengkritik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dinilai berlebihan dan tidak mencerminkan semangat demokrasi.

Pernyataan tersebut disampaikan politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli, menyusul peristiwa di Blitar, Jawa Timur, Rabu 18 Juni 2025, saat tiga kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diamankan oleh Paspampres.

Menurut Guntur, para mahasiswa hanya hendak membentangkan poster kritik terhadap janji kampanye Gibran soal 19 juta lapangan pekerjaan.

“Meskipun pada akhirnya para mahasiswa itu dilepas, tapi tindakan meringkus, merampas, menangkap dan menahan mahasiswa berlebihan dan berbasis kekerasan,” ucap Guntur.

Ia menilai tindakan itu sebagai ancaman serius terhadap demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia.

“Kami menyesalkan reaksi berlebihan Paspampres Gibran yang tidak bisa dibela dengan dalih apa pun. Mereka hanya menagih janji Gibran. Lain cerita kalau disambut poster dan spanduk memuji dan menjilat Gibran, tentu tidak akan pernah ditangkap,” lanjutnya.

Sementara itu, Kapolres Blitar Kota AKBP Titus Yudho Uly menyampaikan bahwa tidak ada penahanan terhadap ketiga kader PMII tersebut.

Peristiwa terjadi saat Wapres Gibran dan rombongan tiba di Rumah Makan Bu Mamik untuk makan siang.

Tiga kader PMII saat itu membawa poster bertuliskan “Dinasti Tiada Henti”, “Omon-omon 19 Juta Lapangan Kerja”, dan “Semangat Terus Bikin Bualan Mas Wapres”.

Kapolres menegaskan bahwa tindakan aparat hanya sebatas pengamanan sementara.

"Tak ada penahanan," kata AKBP Titus. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga