Repelita Yerusalem - Presiden Israel Isaac Herzog menyerukan bantuan internasional untuk menghentikan program nuklir Iran yang dinilainya membahayakan stabilitas global.
Dalam wawancaranya dengan media internasional, Herzog mengatakan bahwa dunia harus bersatu untuk menyingkirkan senjata nuklir dari tangan Iran.
"Kita harus menghentikan ini, cukup sudah. Dan katakan pada mereka, keluarkan senjata nuklir itu dari tangan kalian," ujarnya.
Israel berulangkali menuding Iran menyembunyikan ambisi senjata nuklir di balik program pengayaan uranium yang diklaim untuk kepentingan sipil.
Herzog menyebut bahwa Israel telah merencanakan serangan ke Iran selama berbulan-bulan.
Namun keputusan untuk mengeksekusi serangan diambil hanya beberapa hari sebelum Jumat, 13 Juni 2025, setelah Israel membagikan informasi intelijen kepada Amerika Serikat.
Ia menekankan bahwa meskipun tidak ada persetujuan eksplisit dari Washington, Israel telah mengungkapkan bukti yang mereka klaim menunjukkan upaya Iran membuat senjata nuklir.
Di sisi lain, Iran tetap bersikukuh bahwa program nuklir mereka murni untuk energi dan kebutuhan sipil.
Selain menghancurkan fasilitas nuklir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut juga memiliki agenda politik yang lebih dalam.
Netanyahu ingin memanfaatkan situasi untuk menjatuhkan rezim Iran yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Strategi ini, menurut laporan, diharapkan memicu kerusuhan internal di Iran dan menciptakan efek domino menuju kejatuhan pemerintahan.
Sementara itu, Khamenei mengecam langkah Israel yang menggandeng Amerika Serikat dalam operasi militer tersebut.
"Fakta bahwa teman-teman Amerika rezim Israel telah memasuki tempat kejadian... adalah tanda kelemahan," tulis Khamenei di platform X.
Ia juga mengingatkan rakyat Iran untuk tidak gentar menghadapi ancaman dari luar.
"Saya ingin mengatakan kepada bangsa tercinta kita bahwa jika musuh merasa kalian takut pada mereka, mereka tidak akan melepaskan kalian," lanjutnya.
Penasihat senior Khamenei, Ali Larijani, menuding bahwa serangan Israel dilakukan atas persetujuan Presiden AS.
Ia menyebut bahwa perundingan damai sebenarnya sedang berlangsung atas permintaan Washington, namun disabotase oleh agresi militer Tel Aviv.
Larijani juga menegaskan bahwa meskipun sejumlah pemimpin militer Iran gugur, penggantinya segera diangkat kurang dari 12 jam.
"Israel membayangkan akan memaksa Iran mundur dalam beberapa hari, tetapi ini tidak terjadi," tegasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok