Kondisi Terbaru Jokowi Diduga Idap Sindrom Stevens Johnson dan Dugaan Lain Autoimun? Wajahnya Jadi Sorotan!

 

Repelita Jakarta - Jagat media sosial belakangan ini diramaikan oleh spekulasi mengejutkan terkait kondisi kesehatan mantan Presiden RI, Joko Widodo.

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Jokowi mengidap penyakit langka bernama Sindrom Stevens Johnson.

Meskipun belum ada konfirmasi medis yang sahih, penampilan terbaru Jokowi yang terlihat berbeda memicu tanda tanya publik.

Perubahan wajah Jokowi mulai ramai diperbincangkan saat ia menanggapi isu kepemilikan kapal dengan nama JKW dan Dewi Iriana.

Alih-alih memperhatikan isi pernyataannya, publik justru fokus pada kondisi wajahnya yang tampak berubah dibandingkan masa jabatannya sebagai Presiden.

Sejumlah dugaan kemudian muncul, salah satunya dikaitkan dengan pernyataan Dokter Tifa yang dikenal aktif mengomentari isu kesehatan tokoh publik.

“Kalau melihat dari tanda dan gejala yang sama-sama kita lihat, praktis sejak bulan April 2025 hingga sekarang dan saya asses adalah penyakit autoimun agresif,” tulis Dokter Tifa melalui akun X miliknya.

“Saya betul-betul ingin membantu kesehatan pak Jokowi, karena saya dokter dan punya pengalaman membantu penderita autoimun untuk survive. Terlepas dia mau kriminalisasikan saya, buat saya tidak menghalangi untuk membantu,” lanjutnya.

Jokowi sendiri sebelumnya telah memberikan klarifikasi bahwa dirinya hanya mengalami gangguan kulit setelah kunjungan ke Vatikan dan menegaskan bahwa kondisinya kini dalam keadaan baik.

Meski demikian, komentar negatif tetap bermunculan di media sosial.

Fenomena ini menunjukkan tingginya rasa ingin tahu publik terhadap kondisi kesehatan Jokowi.

Banyak pengguna internet kemudian mencari tahu tentang Sindrom Stevens Johnson, penyakit yang belakangan dikaitkan dengan mantan presiden tersebut.

Sindrom ini merupakan gangguan langka yang biasanya disebabkan oleh reaksi alergi parah dan menyerang kulit serta selaput lendir.

Gejalanya dapat berupa ruam kemerahan, lepuhan, hingga pengelupasan kulit yang muncul di berbagai bagian tubuh seperti mata, mulut, hingga alat kelamin.

Kondisi ini tergolong darurat medis dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Jika tidak ditangani dengan cepat, komplikasi serius dapat terjadi.

Penyebab utamanya berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap obat-obatan tertentu atau infeksi.

Meski ada kemiripan dengan eritema multiformis, Sindrom Stevens Johnson umumnya jauh lebih berat dan ruamnya lebih luas.

Sementara itu, isu kesehatan Jokowi juga pernah menjadi perhatian saat ia tampil di video klarifikasi soal ijazah, di mana tampak bercak hitam di wajah dan lehernya.

Kemunculan flek tersebut menambah bahan spekulasi publik terkait dugaan gangguan kesehatan.

Dalam pernyataan terpisah, Dokter Tifa kembali menyampaikan pendapatnya mengenai kondisi Jokowi.

“Ini adalah assessment dari seorang dokter atas pertanyaan para netizen. Kalau melihat dari tanda dan gejala. Saya asses adalah penyakit auto imun agresif. Maka dugaan saya alat itu (di perut Jokowi) adalah CAPD,” ucapnya.

Menanggapi isu autoimun, masyarakat juga mulai mencari tahu tentang penyakit ini.

Autoimun adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sendiri.

Sistem imun seharusnya melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri, namun pada penderita autoimun, tubuh keliru mengenali jaringan sehat sebagai ancaman.

Jenis penyakit autoimun sangat beragam, dan gejalanya bisa berupa nyeri otot, kelelahan, hingga demam berkepanjangan.

Kondisi ini bisa menyerang berbagai organ tubuh dan memerlukan penanganan jangka panjang.

Dengan terus bergulirnya spekulasi tentang penyakit langka dan autoimun, perubahan fisik pada wajah Jokowi menjadi bahan utama diskusi publik di media sosial. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga