Repelita Jakarta - Keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali menjadi bahan perdebatan publik setelah munculnya unggahan dari kader Partai Solidaritas Indonesia, Dian Sandi Utama.
Ia membagikan sebuah foto yang diklaim sebagai dokumentasi saat Jokowi menjalani Kuliah Kerja Nyata.
Namun, alih-alih memperjelas kebenaran data, unggahan itu justru menimbulkan keraguan baru.
Dalam foto yang dipublikasikan pada Rabu, 18 Juni 2025, terlihat tulisan “Desa Gosono” di sudut kiri atas gambar.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, karena pernyataan Jokowi yang terekam dalam video kanal YouTube Solo Times sehari setelahnya menyebutkan lokasi KKN-nya adalah Desa Ketoyan.
“Ya KKN dicek aja, di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Tahunnya seingat saya 85 awal,” ujar Jokowi dalam rekaman tersebut.
Pernyataan itu justru bertentangan dengan lokasi yang tertulis pada foto unggahan Dian Sandi.
Kritik tajam kemudian datang dari pakar epidemiologi Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa.
Lewat akun X miliknya, ia menyebut unggahan tersebut tidak hanya membingungkan tapi juga memalukan.
“Foto itu dari Desa Gosono, bukan Ketoyan! Dan Jokowi bilang sendiri KKN di Ketoyan. Lah ini ngapain muncul Gosono? Kacau,” tulis Dokter Tifa.
Ia menyoroti inkonsistensi lokasi sebagai bentuk ketidakcermatan yang memperlemah pembelaan terhadap tudingan ijazah palsu.
Dokter Tifa juga mengkritik kepolisian karena foto serupa pernah ditampilkan dalam konferensi pers Bareskrim pada 22 Mei 2025.
Menurutnya, langkah itu justru menimbulkan pertanyaan lebih jauh soal keabsahan dokumen pendukung.
Pakar telematika Roy Suryo ikut menyoroti perbedaan tahun pelaksanaan KKN yang diungkap Jokowi dengan dokumen versi kepolisian.
“Jokowi menyebut tahun 1985 awal, tapi dokumen yang beredar menyatakan 1983. Mana yang benar? Ini kontradiksi yang harus dijelaskan,” kata Roy Suryo.
Isu mengenai ijazah Jokowi memang bukan hal baru.
Namun setiap upaya klarifikasi justru membuka pertanyaan baru yang belum terjawab.
Mulai dari lokasi KKN, perbedaan tahun, hingga keabsahan dokumentasi yang dipublikasikan pihak pendukungnya sendiri.
Di media sosial, warganet terus menyoroti isu ini dengan beragam reaksi.
Ada yang memberikan pembelaan terhadap Jokowi.
Namun tak sedikit yang justru meminta investigasi lebih mendalam terhadap kejanggalan-kejanggalan yang terus bermunculan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok