Repelita Lombok - Proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marin, yang tewas usai terjatuh di kawasan Tebing Cemara Nunggal, Gunung Rinjani, terus berlangsung di tengah tantangan medan curam dan cuaca yang tak bersahabat.
Cuaca mendung menyelimuti lokasi dan memperberat langkah tim SAR yang telah bekerja sejak korban dilaporkan hilang pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Juliana akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada kedalaman sekitar 600 meter dari jalur pendakian.
Satu anggota tim berhasil lebih dulu mencapai titik penemuan, disusul enam anggota lainnya yang turut mengamankan jenazah di lokasi.
Empat personel SAR kini berada di titik terdalam bersama jenazah, sementara tiga lainnya siaga di kedalaman 400 meter untuk mengantisipasi longsoran pasir yang rawan terjadi.
Medan penemuan jenazah sangat curam dan tidak stabil, terdiri dari pasir halus yang bisa longsor kapan saja.
Setiap pijakan membawa risiko besar, memaksa tim bergerak perlahan dan sangat hati-hati dalam proses evakuasi.
Tim SAR memanfaatkan kantong jenazah dan sistem tali khusus, serta menambahkan peralatan seperti sling tambahan dan alat penahan guna menarik jenazah ke atas secara aman.
Opsi penggunaan helikopter sempat dipertimbangkan, namun gagal dilakukan akibat cuaca buruk dan keterbatasan medan yang tak memungkinkan pendaratan.
Helikopter yang disiagakan di halaman Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani akhirnya tidak bisa dikerahkan langsung ke lokasi.
Evakuasi pun dilakukan sepenuhnya dengan berjalan kaki dari titik pelawangan menuju Gerbang Kandang Sapi.
Waktu tempuh yang normalnya 5 hingga 7 jam diperkirakan membengkak menjadi 10 jam lebih karena membawa jenazah dalam kondisi berat dan berbahaya.
Pihak keluarga korban telah berada di Kantor TNGR Sembalun Lawang dan terus mendapatkan informasi perkembangan dari Basarnas dan petugas taman nasional.
Jenazah nantinya akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB sebelum dipulangkan ke Brasil sesuai prosedur internasional.
Sebagai bagian dari evakuasi dan pengamanan pendaki lainnya, jalur pendakian Sembalun menuju puncak Rinjani ditutup sementara sejak 24 Juni 2025 hingga proses evakuasi selesai.
Di tengah segala rintangan dan bahaya, tim SAR tetap menjalankan misi kemanusiaan ini dengan penuh dedikasi dan kehati-hatian. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok