
Repelita Makassar - Tradisi jemaah haji asal Sulawesi Selatan kembali menarik perhatian publik di tahun 2025.
Santi, warga Paleteang, Pinrang, jadi sorotan karena mengenakan pakaian adat lengkap dengan perhiasan emas di tubuhnya.
Ia pulang dari Tanah Suci dengan gaya khas Bugis, mengenakan aksesoris emas di leher, lengan, dan jari.
"Itu bukan emas Dubai, cuma perhiasan yang saya beli di Madinah," kata Santi sambil tertawa ringan.
Pakaian adat dan perhiasan tersebut dikenakan sejak dari Bandara Madinah hingga tiba di Makassar.
Santi mengaku membeli berbagai jenis oleh-oleh untuk keluarga, mulai dari pakaian khas Arab, pernak-pernik, hingga emas.
"Kalau ditanya berapa totalnya, saya lupa. Pokoknya banyak," ujarnya.
Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid, turut menjemput langsung para jemaah di bandara.
Ia menunaikan nazarnya dengan menyambut jemaah haji dari anak tangga pesawat.
Bagi sang bupati, keselamatan dan kemabruran ibadah para jemaah jauh lebih penting dibandingkan gaya berpakaian mereka.
"Yang penting mereka selamat dan ibadahnya mabrur. Soal baju dan oleh-oleh, itu urusan pribadi masing-masing," jelasnya.
Fenomena kostum mencolok memang bukan hal baru di kalangan jemaah haji Sulsel, yang menganggap hal tersebut sebagai wujud kebanggaan dan rasa syukur.
Santi pun menegaskan bahwa semua yang dia kenakan dan bawa adalah bentuk penghormatan atas ibadah yang telah lama dia nantikan.
"Ini memang sudah diniatkan dari sebelum berangkat. Sebagian emas beli di Arab, sebagian bawa dari rumah," katanya.
Meski menuai pro-kontra, tampilan glamor para jemaah ini terus berulang tiap musim haji sebagai bagian dari kearifan lokal yang terus dipertahankan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

