
Repelita Jakarta - CEO Danantara, Rosan Roeslani menyampaikan bahwa Danantara akan mengelola aset senilai Rp 15.000 triliun.
Ia menekankan bahwa sumber pendanaan tidak lagi mengandalkan suntikan modal negara dari APBN.
Sebagai gantinya, dana akan berasal dari dividen perusahaan pelat merah yang dialihkan untuk proyek-proyek strategis.
"Dividen yang sebelumnya langsung masuk ke negara, kini bisa kita manfaatkan untuk investasi di sektor industri yang menciptakan quality jobs," kata Rosan di Universitas Paramadina, Jakarta, Senin (17/6/2025).
Rosan memprediksi bahwa pada tahun ini, Danantara akan memperoleh laba sekitar USD 7 miliar atau setara Rp 120 hingga 150 triliun.
Pendapatan tersebut akan diarahkan untuk mendongkrak pertumbuhan sektor riil.
Ia juga menyatakan bahwa investasi akan menjadi mesin utama penggerak ekonomi nasional dalam beberapa tahun mendatang.
"Investasi adalah komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, menyumbang sekitar 29% setelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 53%," ujarnya.
Selama satu dekade terakhir, Indonesia telah menerima investasi sebesar Rp 9.100 triliun.
Jumlah ini ditargetkan meningkat menjadi Rp 13.000 triliun dalam lima tahun ke depan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029.
Rosan turut menyoroti masalah kualitas tenaga kerja Indonesia yang menurutnya masih menjadi tantangan serius.
Dari total 140 juta angkatan kerja, sebanyak 36% hanya lulusan SD, dan 24% lainnya bahkan belum menuntaskan pendidikan dasar.
"Ini adalah tantangan besar bangsa," tegas Rosan.
Ia menjelaskan bahwa Danantara mengemban misi ganda, yaitu menciptakan lapangan kerja berkualitas sekaligus memperoleh keuntungan berkelanjutan.
“Setiap tahun ada 2 juta bayi lahir di Indonesia. Kita harus mulai sekarang untuk memastikan sebagian besar dari mereka kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak,” tambahnya.
Ia menuturkan bahwa 80% portofolio investasi Danantara akan difokuskan di dalam negeri, sedangkan sisanya 20% diarahkan ke luar negeri.
Strategi ini ditargetkan mampu menghasilkan pendapatan sebesar USD 135 juta dalam lima tahun mendatang.
Rosan juga menekankan bahwa investasi bukan sekadar menanam modal.
Menurutnya, yang terpenting adalah menciptakan efisiensi dan nilai tambah, khususnya bagi BUMN yang masih belum optimal.
"Danantara akan menjadi jembatan untuk meningkatkan kepercayaan investor asing. Dengan dana yang kami miliki, kami bisa leverage investasi menjadi 4 hingga 5 kali lipat dari jumlah awal," tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

