Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Iran Hujani Israel dengan 27 Rudal, Tel Aviv dan Haifa Alami Kerusakan Berat Setelah Serangan Balasan AS

Konflik Iran vs Israel: Rudal Iran Hujani Tel Aviv dan Haifa, Warga Israel  Panik dan Ketakutan - Prohaba.co

Repelita Teheran - Iran meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Israel beberapa saat yang lalu.

Aksi ini terjadi setelah militer Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025).

Bunyi sirene peringatan terdengar di sejumlah wilayah Israel.

Ledakan keras dilaporkan terjadi di bagian tengah negara itu, termasuk Tel Aviv dan Haifa.

Total 27 rudal dikabarkan diluncurkan Iran ke arah Israel dalam dua gelombang serangan pada hari yang sama.

Dua puluh dua rudal dilaporkan dilepaskan pada gelombang pertama.

Lima rudal sisanya menyusul dalam gelombang kedua, hanya berselang sekitar tiga puluh menit.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan menyasar wilayah luas, mulai dari Dataran Tinggi Golan, Galilea bagian utara, hingga kawasan pesisir tengah.

Sepuluh titik dikabarkan terdampak secara langsung maupun terkena pecahan rudal.

Tel Aviv dan Haifa disebut mengalami kerusakan parah akibat hantaman rudal.

Belum ada informasi rinci mengenai jenis bangunan yang terkena.

Namun, data awal dari layanan medis Israel menyebutkan bahwa sedikitnya 16 orang mengalami luka-luka.

Petugas medis masih menyisir puing-puing untuk mengevakuasi dan memastikan tidak ada korban yang tertinggal.

Serangan ini disebut sebagai kejadian langka karena jeda antara dua gelombang serangan sangat singkat.

Biasanya, jeda waktu antara peluncuran rudal cukup panjang.

Namun kali ini, hanya selisih kurang dari setengah jam.

Militer Israel mengeluarkan pernyataan bahwa angkatan udaranya kini aktif melakukan pencegatan dan serangan balasan bila diperlukan.

Pada pukul 08.10 waktu setempat, peringatan udara akhirnya dicabut setelah gelombang kedua dinyatakan selesai.

Sementara itu, ketegangan meningkat tajam sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menginstruksikan serangan udara ke Iran.

Langkah tersebut mendorong eskalasi dari posisi defensif menjadi aksi ofensif langsung.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa negaranya akan menggunakan segala opsi untuk mempertahankan diri.

Trump di sisi lain menyampaikan bahwa serangan tambahan bisa dilakukan jika Iran tidak memilih jalur damai.

Pakar Timur Tengah, Karim Sadjadpour, menilai kepemimpinan Iran tidak akan tinggal diam dalam situasi seperti ini.

Ia menyebutkan bahwa opsi balasan Iran bisa mencakup berbagai tindakan ekstrem seperti serangan ke kedutaan besar AS, fasilitas minyak di Teluk Persia, hingga peluncuran rudal ke Israel.

Pasar energi dunia mulai bereaksi terhadap konflik ini.

Harga minyak melonjak tajam begitu kabar serangan menyebar.

George Saravelos dari Deutsche Bank memperkirakan bahwa skenario terburuk dapat mendorong harga minyak melampaui 120 dolar per barel.

Pasalnya, Selat Hormuz menjadi jalur vital bagi sekitar 21 persen minyak global.

Penutupan selat tersebut akan memicu krisis pasokan energi secara global.

Analis lain menambahkan bahwa Iran juga berpotensi membalas dengan serangan siber atau menyandera warga negara asing.

Kelompok Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran juga telah menyatakan akan menyerang kapal AS jika Iran diserang.

Namun menurut pensiunan Jenderal Wesley Clark, Iran kemungkinan tidak akan menutup Selat Hormuz.

Sebaliknya, Iran dinilai mungkin hanya meluncurkan serangan terbatas ke pangkalan militer AS atau mengaktifkan milisi sekutunya di wilayah Irak.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved