Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Iran Ancam Pasang Ranjau di Selat Hormuz Jika AS Bantu Israel, Dunia Terancam Krisis Energi

Iran akan Pasang Ranjau di Selat Hormuz Jika AS Ikut Bantu Israel | tempo.co

Repelita Teheran - Ketegangan di Timur Tengah diperkirakan akan meningkat tajam jika Amerika Serikat turun tangan membantu Israel dalam konflik bersenjata melawan Iran.

Militer Iran mengeluarkan ancaman akan memasang ranjau laut di Selat Hormuz sebagai langkah taktis untuk menghalangi kekuatan militer asing.

Langkah tersebut akan dilakukan jika AS memutuskan untuk terlibat langsung dalam perang di kawasan.

Selat Hormuz memiliki posisi strategis sebagai jalur utama distribusi minyak mentah dan gas alam cair dari negara-negara Teluk ke pasar global.

Terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia, selat ini memiliki panjang sekitar 39 kilometer dan lebar bervariasi antara 33 hingga 95 kilometer.

Hanya ada dua jalur pelayaran selebar 3 kilometer di wilayah tersebut yang memungkinkan kapal kargo melintas dari dua arah.

Selat ini menjadi satu-satunya jalur laut terbuka yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab, menjadikannya vital bagi ekonomi global.

Ancaman penebaran ranjau oleh Iran terungkap dalam laporan intelijen Amerika Serikat pada Selasa (17/6/2025).

Menurut laporan tersebut, pejabat Iran telah menyampaikan sinyal bahwa jika diserang, mereka siap menutup Selat Hormuz dengan ranjau laut untuk membatasi pergerakan militer asing, termasuk armada AS di wilayah Teluk.

Pemerintah Iran berulang kali menegaskan akan menyerang siapa pun yang membantu Israel dalam peperangan.

Peringatan itu secara eksplisit diarahkan pada Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang dianggap sebagai sekutu dekat Israel.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Teheran memiliki bukti kuat mengenai keterlibatan militer AS dalam serangan Israel.

“Kami memiliki bukti kuat dukungan pasukan Amerika dan pangkalan-pangkalan AS di kawasan itu terhadap serangan pasukan militer rezim Zionis,” tegas Araghchi.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump belum secara tegas membenarkan atau membantah keterlibatan negaranya dalam konflik Iran-Israel.

Dalam wawancara dengan ABC News pada Minggu, Trump menyatakan bahwa kemungkinan keterlibatan tetap terbuka, meski saat ini AS belum mengambil bagian langsung.

“Kami tidak terlibat di dalamnya. Ada kemungkinan kami bisa terlibat. Namun, saat ini kami tidak terlibat,” kata Trump.

Sejumlah pejabat pertahanan AS juga mengakui bahwa posisi pangkalan militer Iran memungkinkan mereka menjangkau instalasi militer AS di Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab dengan rudal.

Menurut para analis, Iran tidak memerlukan persiapan besar untuk meluncurkan serangan terhadap fasilitas AS jika situasi semakin memburuk.

Rosemary Kelanic, analis dari lembaga Defense Priorities yang berbasis di Washington, memperingatkan bahwa intervensi AS hanya akan memperkuat alasan Iran untuk mempercepat pengembangan senjata nuklirnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved