
Repelita Jakarta - Pengaruh politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo mulai mengalami kemunduran.
Pakar politik Prof Ikrar Nusa Bhakti menilai kekuasaan Jokowi ibarat kapal bocor yang belum tenggelam, namun terus kehilangan kendali.
Dalam analisisnya, Ikrar menyamakan gaya kepemimpinan Jokowi dengan Raja Louis XIV dari Prancis, yang pernah menyatakan bahwa negara adalah dirinya sendiri.
"Jokowi menganggap ucapannya sebagai hukum mutlak, Sabda Pandhita Ratu," kata Ikrar melalui kanal YouTube miliknya, Minggu 29 Juni 2025.
Ia menyoroti bahwa keputusan-keputusan penting dalam pemerintahan Jokowi tidak lagi melalui musyawarah kabinet, tetapi berdasarkan bisikan dari lingkaran terdekatnya.
Menurutnya, banyak pejabat menjadi pasif karena takut kehilangan jabatan jika mengkritik.
Situasi ini disebutnya sebagai bentuk pemerintahan yang dikuasai rasa takut, bukan transparansi.
"Bisa jadi yang membisikkan itu bukan pejabat resmi, bisa saja cenayang," ujar Ikrar.
Ia juga menyinggung dorongan politik Jokowi terhadap putranya, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju dalam pilpres, sebagai bukti haus kekuasaan yang belum usai.
Ikrar menyebut upaya Jokowi memperpanjang pengaruhnya berisiko merusak warisan politiknya sendiri.
Selain itu, ia menilai skandal dugaan ijazah palsu semakin terbuka akibat desakan dari alumni UGM yang menginginkan transparansi.
“Teknologi informasi tak bisa dibohongi. Kebenaran soal ijazah cepat atau lambat akan muncul ke permukaan,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Ikrar mengingatkan bahwa Jokowi berpotensi mengakhiri karier politiknya secara tragis.
“Jika saja Jokowi tidak lupa daratan, ia mungkin bisa mengakhiri kepemimpinannya dengan mulus. Namun karena keserakahannya, ia akan mengalami crash landing yang menghancurkan segalanya.” (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.

