Harta Bobby Nasution dan Gubernur Aceh yang Terlibat Sengketa 4 Pulau

Repelita Banda Aceh - Ketegangan antara Pemerintah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara kembali mencuat menyusul sengketa atas empat pulau, yakni Pulau Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek.

Pertemuan antara Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, dan Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, yang digelar di Meuligoe Gubernur Aceh pada Rabu, 4 Juni 2025, berakhir tanpa hasil.

Belum lama diskusi dimulai, Mualem memilih meninggalkan forum dan menyerahkan pembicaraan kepada jajaran stafnya.

Kehadiran Bobby ke Aceh sebetulnya ditujukan untuk membahas status empat pulau tersebut yang menjadi sumber konflik antara kedua provinsi.

Pemprov Aceh menyatakan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kepergian Mualem.

Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Aceh, Syakir, menyebut keterlambatan rombongan dari Sumatera Utara sebagai alasan utama.

"Mualem sudah mengundur jadwal ke pukul 09.00 WIB.

Namun rombongan Bobby baru tiba di Meuligoe sekitar pukul 09.30 WIB.

Saat itu, Mualem pamit karena harus menemui masyarakat yang sudah menunggu di Aceh Barat," kata Syakir di Banda Aceh, Jumat, 13 Juni 2025.

Situasi ini memperpanjang daftar ketegangan antara dua daerah tersebut.

Di tengah polemik, publik mulai menyoroti sosok dua gubernur tersebut, termasuk harta kekayaan mereka yang telah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

1. Harta Kekayaan Bobby Nasution

Berdasarkan data e-LHKPN, Bobby Nasution telah lima kali melaporkan kekayaannya.

Laporan pertamanya diserahkan pada 28 Agustus 2020 saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan, dengan total harta Rp 54,86 miliar.

Selama menjabat sebagai wali kota, hartanya terus meningkat.

Pada 2021 tercatat sebesar Rp 55,93 miliar.

Nilai itu tetap pada 2022, lalu naik menjadi Rp 57,55 miliar pada 2023.

Laporan terbaru pada 11 Februari 2025 mencatat total harta Bobby sebesar Rp 57,84 miliar.

Rinciannya meliputi:

• Tanah dan bangunan senilai Rp 40,37 miliar
• Alat transportasi dan mesin Rp 1,17 miliar
• Surat berharga Rp 10,5 miliar
• Kas dan setara kas Rp 6,74 miliar
• Utang sebesar Rp 950 juta

Ia memiliki sembilan bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Medan, Deli Serdang, dan Solo.

Luas properti tersebut bervariasi antara 145 hingga 1.430 meter persegi.

Untuk kendaraan, Bobby melaporkan kepemilikan enam unit, yaitu:

• Toyota Kijang Innova 2.4 A/T (2018) senilai Rp 280 juta
• Mitsubishi Lancer (2008) Rp 160 juta
• Honda Accord 1.5TC E CVT (2020) Rp 580 juta
• Suzuki ST100 (1996) Rp 15 juta
• Yamaha Z8D Mio (2008) Rp 15 juta
• Nissan Juke 1.5 4x2 A/T (2012) Rp 120 juta

2. Harta Kekayaan Muzakir Manaf

Sementara itu, Muzakir Manaf tercatat tiga kali melaporkan kekayaannya ke KPK.

Pertama pada 20 Januari 2012, saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh, dengan nilai Rp 66 juta.

Pada 2 Agustus 2016, jumlah itu melonjak menjadi Rp 9,66 miliar.

Laporan terakhir disampaikan pada 28 Agustus 2024 saat mencalonkan diri sebagai gubernur, dengan total kekayaan Rp 48,31 miliar.

Rinciannya meliputi:

• Tanah dan bangunan senilai Rp 44,03 miliar
• Alat transportasi dan mesin Rp 1,69 miliar
• Harta bergerak lainnya Rp 2,18 miliar
• Kas dan setara kas Rp 558 juta
• Utang Rp 140 juta

Mualem menyebut aset tanah dan bangunan yang dimilikinya berasal dari hasil sendiri dan warisan.

Jumlahnya mencapai 13 bidang yang tersebar di Banda Aceh, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, dan Pidie.

Ukuran properti tersebut bervariasi mulai dari 69 hingga 120.000 meter persegi.

Kendaraan yang dilaporkannya antara lain:

• Toyota Fortuner (2014) senilai Rp 460 juta
• Mitsubishi Triton (2012) Rp 380 juta
• Toyota Hilux (2010) Rp 150 juta
• Harley Davidson (2014) Rp 700 juta (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga