Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Absen di Hari Lahir Pancasila, Ruam Kulit Jokowi Picu Sindiran dan Kecurigaan Publik

Jokowi diduga idap penyakit langka Steven Johnson Syndrome, ajudan sang mantan presiden langsung buka suara.

Repelita Jakarta - Di momen peringatan Hari Lahir Pancasila pada 2 Juni 2025, publik dikejutkan dengan absennya Joko Widodo dari agenda resmi kenegaraan.

Tak seperti biasanya, mantan presiden yang dikenal gemar tampil di hadapan publik itu justru tidak muncul sama sekali dalam upacara yang digelar di tingkat nasional.

Ketidakhadiran tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan masyarakat.

Spekulasi pun merebak di media sosial setelah beredar kabar bahwa Jokowi mengalami gangguan kesehatan pada kulitnya.

Sejumlah foto dan unggahan yang menunjukkan adanya ruam kemerahan di tubuh Jokowi saat dirinya baru kembali dari kunjungan ke Vatikan, memicu asumsi publik.

Netizen +62 langsung bergerak cepat meramaikan dunia maya dengan dugaan dan analisis dadakan mengenai kondisi kesehatan Jokowi.

Bahkan, sempat muncul dugaan liar bahwa Jokowi menderita penyakit langka seperti Steven Johnson Syndrome atau SJS.

Namun kabar tersebut langsung dibantah oleh ajudannya, Kompol Syarif Fitriansyah.

Ia menegaskan bahwa kondisi Jokowi dalam keadaan baik, dan ruam kulit yang dialami hanya akibat alergi ringan.

Pihak istana juga menyampaikan bahwa tidak ditemukan gejala serius seperti lepuhan, demam tinggi, atau gangguan sistemik lainnya.

Meskipun begitu, ketidakhadiran Jokowi di acara penting negara tetap menjadi sorotan.

Beberapa netizen menyoroti bagaimana selama ini Jokowi dikenal aktif menghadiri acara simbolik, namun justru absen saat Pancasila diperingati.

Hal ini kemudian menimbulkan interpretasi politis dan komentar tajam di media sosial.

Salah satu unggahan yang menyita perhatian datang dari akun @kementeriankegelapan yang memajang poster ucapan ulang tahun Jokowi pada 21 Juni 2025, dengan tampilan mirip papan duka cita.

Warganet pun membanjiri kolom komentar dengan sindiran seperti kirain mokat, Innalillahi, astagfirullah kaget, hingga semoga cepat menghadap ke Tuhan.

Gaya visual yang dinilai tidak tepat itu justru menambah asumsi negatif publik terhadap kondisi kesehatan Jokowi.

Apalagi beberapa waktu sebelumnya, peristiwa serupa pernah terjadi ketika salah satu kementerian mengunggah ucapan ulang tahun dengan nuansa yang sama kelamnya.

Netizen lalu membandingkan ketidakhadiran Jokowi dengan kisah pemimpin lain, seperti Mustafa Kemal Atatürk, yang mengalami penurunan kesehatan di akhir hayatnya akibat penyakit kulit dan gangguan organ dalam.

Kaitannya mungkin tidak relevan secara medis, namun narasi tersebut berkembang liar di ruang publik digital.

Absennya Jokowi di Hari Lahir Pancasila menjadi ruang baru bagi publik untuk berspekulasi sekaligus melayangkan kritik.

Di tengah ketidakjelasan informasi resmi secara medis, komentar netizen terus membanjiri lini masa.

Sakit kulit mungkin bisa dianggap ringan secara klinis.

Namun di era keterbukaan informasi, ketidakhadiran seorang mantan presiden dalam momen penting negara justru bisa menjadi simbol ketidakhadiran moral yang lebih luas.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved