Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gibran Ngebet Kurikulum AI di Sekolah, Mendikdasmen Sebut AI Tak Bikin Manusia Cerdas, Tapi Culas

 Gibran Ngebet Kurikulum AI di Sekolah, Mendikdasmen Sebut AI Tak Bikin Manusia Cerdas, Tapi Culas

Repelita Jakarta - Sebuah video viral di media sosial menampilkan pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengenai kecerdasan buatan atau AI.

Dalam potongan pidatonya, Abdul Mu'ti menyebut bahwa AI tidak membuat manusia semakin cerdas, melainkan semakin culas.

Pernyataan ini disampaikan saat ia menerima Anugerah Konservasi 2025 kategori Upakarti Dharmakarya Adhikarana dari Universitas Negeri Semarang.

Video pidato itu ramai dibahas di media sosial X, salah satunya diunggah oleh akun @DS_yan***.

"Wapresnya mendorong pembelajaran AI di sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah-nya justru bilang, AI tidak membuat manusia menjadi cerdas tapi menjadi culas," tulis akun tersebut.

Ia juga menambahkan, "Wapresnya bener-bener gak dianggap, buktinya mereka gak sejalan."

Dalam pidatonya, Abdul Mu'ti menyatakan bahwa teknologi digital kini begitu digandrungi, namun efeknya tak selalu positif.

"Matinya akal sehat, di mana kita melihat sekarang ini teknologi digital itu ternyata tidak membuat manusia semakin cerdas, tetapi membuat manusia semakin culas," ucapnya.

Menurut tokoh Muhammadiyah ini, kesimpulan itu ia dapatkan setelah membaca buku World Without Mind karya Franklin Foer.

Ia menjelaskan bahwa teknologi digital, termasuk AI, sering kali menjauhkan manusia dari kearifan.

"Di situ kita melihat bahwa, penggunaan teknologi digital termasuk sekarang AI itu, seringkali tidak membuat manusia semakin arif dan bijaksana, dia tidak semakin cerdas tapi semakin culas," katanya.

Abdul Mu'ti kemudian menguraikan isi buku tersebut, yang menyebut dua alasan mengapa manusia kehilangan kecerdasannya.

"Yang pertama adalah ada yang disebut dengan virality virus atau virus viralitas di mana orang itu ingin supaya viral, ingin supaya dia menjadi terkenal," ungkapnya.

Dalam konteks ini, ia mengutip istilah narcissism epidemic yang merujuk pada perilaku masyarakat yang terus-menerus ingin mengunggah dan menonjolkan diri.

Komentarnya pun menuai sorotan luas.

Sebagian netizen menilai adanya ketidaksepahaman antara Abdul Mu'ti dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming mengenai AI.

Namun demikian, kebijakan pengenalan AI tetap akan berjalan.

AI akan diperkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan, bukan bagian dari kurikulum wajib.

Anak-anak akan mulai dikenalkan dengan AI dan coding sejak kelas 5 SD.

Guru-guru juga akan mendapatkan pelatihan khusus dari kementerian terkait.

Sebelumnya, Wapres Gibran menyatakan bahwa pelajaran AI akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah mulai tahun ajaran baru.

Hal ini ia sampaikan dalam Studium Generale di BINUS University, Jakarta Barat, pada 2 Mei 2026.

Menurut Gibran, AI bukan pengganti manusia, tapi manusia yang tidak menguasai AI akan tertinggal.

Ia menekankan pentingnya dukungan dari sekolah dan pemerintah untuk ide-ide kreatif anak bangsa.

Sebagai contoh, ia menyebut kunjungannya ke sekolah di BSD yang berhasil menciptakan robot pembersih terumbu karang.

"Kita ke salah satu sekolah di BSD juga mereka punya, baru saja menang perlombaan robotik, mereka bikin robot pembersih terumpu karang. Jadi Indonesia ini tidak pernah tidak bisa anak-anak pintar, semuanya kreatif," ujarnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved