Repelita Teheran - Iran kembali meluncurkan serangan ke wilayah Israel setelah bentrokan yang meningkat sejak Jumat.
Sasaran utama dalam rentetan serangan tersebut adalah Kota Tel Aviv.
Dalam 12 jam terakhir, pasukan Iran melakukan serangan intensif yang menyebabkan sedikitnya tiga warga Israel tewas dan lebih dari 170 lainnya mengalami luka-luka.
Korps Garda Revolusi Islam Iran menyebut operasi yang diberi nama True Promistry itu telah menghantam lebih dari 150 target strategis Israel.
Disebutkan pula bahwa drone-drone Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, yang selama ini dianggap sebagai salah satu yang paling canggih.
Di sisi lain, Kantor Berita Fars melaporkan bahwa Iran tengah mempersiapkan gelombang serangan berikutnya.
Target yang dipilih tidak hanya mencakup wilayah Israel, tetapi juga markas militer Amerika Serikat yang tersebar di berbagai kawasan Timur Tengah.
Menurut sumber tersebut, jumlah rudal dalam serangan mendatang akan berlipat 20 kali lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Melalui media sosial X, sejumlah video memperlihatkan kondisi Tel Aviv pascaserangan.
Terekam bangunan apartemen luluh lantak dan puing-puing berserakan di jalan.
Mobil-mobil rusak dan pecahan kaca memenuhi permukaan jalan, sementara tim penyelamat bekerja keras menyisir reruntuhan.
Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa salah satu sasaran dalam serangan terbaru adalah fasilitas produksi bahan bakar untuk pesawat tempur Israel.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian turut memberikan pernyataan mengenai aksi militer tersebut.
Ia menegaskan bahwa serangan rudal merupakan bentuk hak bela diri yang sah atas tindakan Israel.
Menurutnya, Iran hanya memberikan respons yang tegas terhadap tindakan agresif dari pihak Tel Aviv.
Dalam komunikasi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Pezeshkian menyerukan pentingnya persatuan negara-negara Muslim menghadapi agresi Israel.
Ia mengungkapkan bahwa sejak awal berdirinya, Israel telah identik dengan kekerasan dan pelanggaran HAM.
"Mereka membunuh warga sipil, ilmuwan, pejabat, dan tentara kapan pun ada kesempatan," kata Pezeshkian.
Ia juga menyayangkan serangan Israel terhadap Iran yang terjadi saat negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat masih berlangsung.
Menurutnya, tindakan itu sengaja dilakukan untuk menggagalkan proses diplomasi.
"Republik Islam Iran selalu mengedepankan perdamaian dan dialog," tegasnya.
Namun, ia juga menuding bahwa Israel berupaya merusak hubungan Iran dengan negara-negara Muslim.
Pezeshkian menyebut pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, petinggi Hamas yang sedang menjadi tamu resmi di Iran, sebagai salah satu contoh nyata.
Ia kemudian menyerukan kerja sama militer antarnegara Islam untuk menghadapi ancaman yang sama.
"Negara-negara Islam harus memperkuat kemampuan pertahanan dan bekerja sama menjaga stabilitas di kawasan," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Erdogan mengecam keras tindakan Israel.
Ia mengungkapkan rasa duka cita kepada para korban di Iran.
Erdogan menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah berupaya menciptakan kekacauan kawasan.
Ia menilai salah satu motif utama dari eskalasi ini adalah untuk mengalihkan perhatian dunia dari situasi di Gaza.
Presiden Turki itu juga menegaskan kembali dukungan penuh pada penyelesaian diplomatik isu nuklir Iran. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok