[GEGER] Xanana Bungkam Rocky Gerung di Forum Terbuka dengan Sindiran Bucendi

Repelita Dili - Rocky Gerung yang dikenal dengan retorika pedasnya akhirnya menghadapi tamu tak terduga yang mampu membungkamnya sejenak di forum terbuka.

Dalam gelaran GMN II di Timor Leste, Presiden Xanana Gusmao tampil memukau dengan sindiran tajam yang langsung ditujukan pada Rocky di tengah forum akademik dan diplomatik.

Momen itu terekam dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official dan langsung menyita perhatian publik.

Saat menyampaikan orasi, Xanana secara lantang menunjuk ke arah kursi Rocky dan berkata, Tolong, dengan nada tinggi dan penuh penekanan.

Gestur Xanana membuat suasana forum mendadak hening sebelum akhirnya meledak dalam tawa.

Rocky yang paham arah sindiran, menjawab dengan berdiri dari kursinya, menanggapi sindiran itu dengan santai dan humoris.

Namun Xanana tidak berhenti di sana.

Ia menyebut dirinya Bucendi, kependekan dari Bule Cetak Sendiri, sebuah ejekan simbolik yang menggambarkan perbedaan antara pemikiran akademik cetakan dan pengalaman perjuangan nyata.

Sindiran itu diarahkan pada figur-figur intelektual yang dinilai terlalu terikat pada teori dan jauh dari realitas sosial.

Rocky yang biasanya berada di posisi menyindir, kali ini justru menjadi objek candaan, namun menerima sindiran itu dengan lapang dada.

Dalam orasi lanjutannya, Xanana mengkritik sistem pendidikan yang hanya menekankan pada pengumpulan gelar akademik.

Menurutnya, pendidikan seharusnya mengajarkan berpikir kritis, bukan sekadar menyalin pengetahuan.

Ia menyebutkan banyak institusi kini hanya menjadi fotokopi ilmu, tanpa mengajarkan kemampuan berpikir logis.

Ia juga menyentil kalangan pembuat kebijakan yang kaku dalam menjalankan hukum tanpa memperhatikan aspek kemanusiaan.

Menurutnya, absennya filsafat dalam pemerintahan membuat hukum kehilangan sensitivitas sosial.

Rocky lalu menanggapi dengan menyampaikan pandangannya soal diplomasi yang telah kehilangan sisi kemanusiaan.

Ia menyebut diplomasi kini tak lagi bicara moral atau nilai, melainkan hanya menjadi alat dagang dalam skema global.

Diplomasi yang dulu ditenagai oleh retorika kini digantikan oleh algoritma.

Rocky justru menilai negara kecil seperti Timor Leste berpeluang menjadi suara moral dunia.

Di tengah hiruk-pikuk kekuatan besar yang terobsesi dengan nuklir dan geopolitik, suara negara kecil dianggap lebih murni untuk menegur dominasi yang tak adil.

Pertemuan Xanana dan Rocky bukan sekadar adu pemikiran, tapi sebuah refleksi tajam atas krisis arah pendidikan, politik, dan diplomasi dunia. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga