
Repelita Jakarta - Perdebatan mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Kali ini, kritik datang dari dokter dan pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, yang menyoroti aspek teknis dari map ijazah yang ditampilkan ke publik.
Dalam unggahan di platform X pada 18 Juni 2025, Tifa mempertanyakan keaslian map hitam berlogo Universitas Gadjah Mada yang diklaim sebagai tempat menyimpan ijazah Jokowi.
“Apakah yang ada di dalam map hitam dengan logo UGM tercetak vertikal ini yang keluaran Universitas Pasar Pramuka (UPP)?” tulis Tifa menyindir.
Menurut Tifa, map ijazah asli dari UGM memiliki karakteristik khas yang tidak mudah ditiru.
Ia menyebut logo UGM pada map ijazah resmi selalu tercetak secara horizontal, bukan vertikal seperti yang ditampilkan.
“Sebab map hitam isi ijazah asli yang diberikan UGM kepada lulusannya, logo UGM tercetak horizontal, bukan vertikal,” tegasnya.
Tifa juga menekankan bahwa hanya alumni sejati UGM yang mengetahui detail tersebut.
“Detail seperti ini hanya diketahui oleh orang-orang yang betul-betul lulusan asli UGM. Orang yang ngaku-ngaku lulus UGM pasti tidak paham soal ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan kekesalannya terhadap tuduhan yang menyebut ijazahnya palsu.
Ia menyatakan bahwa tuduhan itu telah merendahkannya secara pribadi dan menilai bahwa ijazahnya bukanlah objek yang layak dijadikan bahan pengujian akademik.
“Ini kan bukan objek penelitian. Ini sudah menghina saya sehina-hinanya. Sudah menuduh ijazah itu ijazah palsu. Sudah merendahkan saya serendah-rendahnya,” ujar Jokowi dari kediamannya di Solo.
Tudingan soal ijazah tersebut awalnya mencuat dari berbagai tokoh, termasuk Roy Suryo dan sejumlah pihak lain yang mempertanyakan keabsahan dokumen akademik Jokowi.
Sebagai respons, Jokowi melaporkan mereka ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025.
Ia menegaskan bahwa jalur hukum adalah langkah terbaik untuk mengakhiri polemik ini secara objektif.
“Nanti bisa dibuktikan lewat proses hukum. Kita lihat proses di pengadilan seperti apa. Nanti akan menjadi pembelajaran bagi kita semua,” ucap Jokowi.
Alih-alih terus memperdebatkan soal ijazah, Jokowi mengajak seluruh pihak untuk fokus pada persoalan yang lebih krusial bagi negara.
Ia menyoroti pentingnya solidaritas di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu.
"Dan menurut saya hari ini dalam tantangan global yang sangat berat, yang diperlukan negara kita kompak, saling berangkulan, menjaga kesatuan dan persatuan, terutama elit dan seluruh masyarakat," pungkasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

