
Repelita Jakarta - Dedy Nur Palakka resmi menarik ucapannya yang sempat menyebut mantan Presiden Joko Widodo layak menjadi nabi.
Pernyataan itu sebelumnya menuai kontroversi luas dan dianggap menyinggung sentimen keagamaan.
Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya, Dedy menjelaskan bahwa pandangan tersebut bersifat pribadi dan tidak mencerminkan sikap Partai Solidaritas Indonesia secara kelembagaan.
Ia mengakui telah menerima teguran dari DPW PSI Bali yang menilai ucapannya terlalu sensitif bagi masyarakat.
“Dengan kesadaran penuh, saya mencabut pernyataan tersebut, demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut,” ucapnya.
Dedy juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas, umat beragama, serta semua pihak yang merasa tersinggung.
Ia berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di ruang publik dan menegaskan kembali semangatnya menjaga etika serta nilai demokrasi.
“Terima kasih atas kritik, masukan, dan pengertian dari berbagai pihak,” tuturnya.
Kontroversi bermula saat Dedy menuliskan di akun X miliknya bahwa Jokowi telah memenuhi syarat menjadi nabi karena dinilai dekat dengan rakyat dan selalu tersenyum kepada masyarakat.
Pujian tersebut justru memicu kecaman, karena dianggap menyesatkan dan mencederai keyakinan agama yang meyakini kenabian telah ditutup dalam Islam.
Masalah semakin rumit setelah warganet menemukan jejak digital lama Dedy yang pernah menuliskan pernyataan bernada meragukan keberadaan Tuhan.
Banyak pihak mempertanyakan integritas serta latar belakang religius Dedy yang dianggap tidak konsisten dengan pernyataan terbarunya.
Meski telah meminta maaf, gelombang kritik di media sosial masih terus bergulir dan belum mereda hingga hari ini. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

