Repelita Bengkalis - Muhammad Asyrof Al-Ghifari lahir pada 5 Januari 2006 di RSUD Bengkalis, Kelapapati, Bengkalis.
Ia merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Muhammad Yahman, seorang guru, dan Rita Puspa Zakaria, seorang ASN.
Beberapa sumber menyebut orang tuanya sebagai Syakrani Zakaria dan Rosnetti.
Ia memiliki adik perempuan bernama Asy Syifa Kaila Saidah yang dikenal sebagai seorang seniman.
Kakek dari pihak ibunya adalah Zakaria bin Muhammad Amin, tokoh ulama kharismatik di Bengkalis.
Neneknya, Siti Zainab binti Kimpal, merupakan aktris terkenal di dunia perfilman Singapura pada akhir 1940-an hingga awal 1950-an.
Pamannya, Gamal Abdul Nasir Zakaria, adalah profesor madya dan dosen di Universiti Brunei Darussalam.
Bibinya, Zaharah Zakaria, merupakan politisi yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Bengkalis dari Fraksi Karya Pembangunan.
Asyrof diketahui memiliki garis keturunan dari Pangeran Diponegoro.
Asyrof mengawali pendidikan di TK Pertiwi Bengkalis, lalu melanjutkan ke SD Negeri 1 Bengkalis pada 2011–2017.
Ia kemudian bersekolah di MTS Negeri 1 Bengkalis dari 2017–2020 dan menempuh pendidikan menengah atas di MA Negeri 1 Plus Keterampilan Bengkalis dari 2020–2023.
Setelah itu, ia berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) pada 2023.
Ia menjadi mahasiswa pertama asal Bengkalis yang diterima di FH UGM.
Kariernya di dunia seni dimulai lewat film dokumenter Zakaria: Pahlawan dalam Kenangan (2023), yang disutradarainya sendiri.
Ia memulai debut akting melalui film Perempuan Pembawa Sial (2023) sebagai siswa.
Setelah itu, ia bergabung dengan Teater Jaran Abang dan terlibat dalam dua serial televisi.
Dalam serial Keluarga Hitung-Hitungan (2024), ia berperan sebagai pembeli dan pengunjung kafe.
Di serial Zona Merah (2024), ia tampil sebagai warga kota.
Tahun 2025, ia bermain dalam film Para Perasuk sebagai pengunjung kafe.
Asyrof juga dikenal aktif secara akademik.
Pada 2–5 Juni 2025, ia menjadi delegasi Indonesia dalam Paris International Model United Nations (PIMUN) 2025.
PIMUN adalah konferensi MUN tertua dan terbesar di Prancis, diselenggarakan oleh Comité interuniversitaire des Nations unies de Paris (CINUP).
Dalam sidang tersebut, Asyrof menjadi perwakilan Bangladesh di council United Nations Human Rights Council (UNHRC).
Topik yang dibahas adalah pelanggaran HAM dalam konflik akibat kelangkaan air.
Ia bersidang bersama 46 delegasi dari berbagai negara.
Kemampuannya menyampaikan argumen menarik perhatian peserta dan juri dalam forum tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok