Repelita Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia mengumumkan rencana pelaksanaan 18 proyek hilirisasi senilai hampir USD 45 miliar yang akan dimulai pada Juni 2025.
Proyek-proyek tersebut mencakup sektor strategis seperti pengolahan nikel, bauksit, pembangunan kilang, penyimpanan energi, gasifikasi batu bara, serta pengembangan sektor kelautan, pertanian, kehutanan, dan ekosistem baterai kendaraan listrik.
"Juni kami akan groundbreaking untuk ekosistem baterai CATL yang bekerja sama dengan BUMN. Setelah itu, kami akan masuk pada tahap berikutnya lagi," ujar Bahlil saat menjawab pertanyaan wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa pendanaan proyek sebagian besar akan ditopang oleh Danantara.
"Kalau itu katakanlah proyeknya mayoritasnya di Indonesia, besarnya adalah besar Danantara, maka mayoritasnya pasti Danantara," jelasnya.
Namun, jika porsi Danantara lebih kecil, maka kontribusinya juga akan disesuaikan.
“Tetapi, saya yakinkan bahwa arahan Presiden Prabowo, ini proyek Merah Putih. Artinya, kami usahakan semaksimalnya agar semuanya mayoritasnya ada di negara,” lanjut Bahlil.
Rapat terbatas yang dipimpin langsung Presiden Prabowo tersebut dihadiri sejumlah menteri dan pejabat tinggi.
Beberapa yang hadir antara lain Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, COO Danantara Dony Oskaria, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Rapat berlangsung selama kurang lebih dua jam dan selesai sebelum pukul lima sore.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan bahwa Presiden Prabowo memberikan dukungan penuh terhadap seluruh proyek hilirisasi.
“Pak Bahlil dan tim menyampaikan ke Bapak Presiden, rapat intensif kami untuk hilirisasi, tetapi Bapak Presiden setuju semua, karena ini akan meningkatkan devisa, kita mengurangi impor, dan tentu membuka lapangan kerja,” ujar Raja Juli kepada awak media.
Ia juga menyebutkan bahwa di sektor kehutanan, hilirisasi akan diarahkan pada pengembangan program agroforestri. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok