Repelita, Wamena - Situasi keamanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, dilaporkan meningkat menjadi Siaga I.
Hal itu terjadi usai kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyampaikan ancaman akan melakukan penyerbuan.
Sejumlah warga pendatang mengaku untuk sementara waktu memilih tidak keluar rumah.
"Sangat mencekam. Saya habis belanja dari Pasar Ropan, langsung sepi, orang-orang bergegas pulang," ujar Pardjono, warga Wamena, Jumat malam.
Ia menyebutkan bahwa sejauh ini warga masih memilih bertahan di dalam rumah demi keselamatan.
"Aktivitas sangat dibatasi, terutama malam hari. Kalau tidak sangat penting, kami tidak keluar rumah," jelasnya.
Menurutnya, sejumlah toko hanya berani beroperasi pada pagi hingga siang hari.
Sejak ancaman dikeluarkan kelompok separatis, aparat keamanan terlihat bersiaga di sejumlah titik.
Pardjono juga mengungkapkan bahwa ia sempat melihat anggota OPM berada di tengah warga lokal.
"Mereka tidak membawa senjata saat berjalan di kota, jadi tidak kelihatan kalau itu OPM. Tapi kami yang tinggal di sini sudah bisa mengenali," ujarnya.
Ia membenarkan bahwa pada Rabu lalu terjadi dua kali serangan terhadap aparat.
Salah satunya terjadi di depan RSUD Wamena.
"Saat itu mobil polisi sedang mengantar korban kecelakaan lalu lintas, lalu ditembak dari jarak lima sampai sepuluh meter," katanya.
Pemerintah daerah turut mengambil langkah antisipasi.
Bupati Jayawijaya, Atenius Murib, telah menerbitkan surat imbauan kepada masyarakat, tokoh agama, dan pemuka adat.
Dalam imbauan tersebut, warga diminta untuk tetap berada di rumah dan membatasi aktivitas di luar rumah, khususnya pada malam hari.
Bupati juga mengajak masyarakat untuk melaporkan jika melihat orang tak dikenal yang mencurigakan kepada aparat atau ketua RT/RW.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) menyatakan akan merebut Wamena.
Pernyataan itu muncul setelah serangkaian penyerangan terhadap aparat dan warga sipil yang terjadi sejak Rabu, 28 Mei 2025.
Tercatat, tiga anggota TNI dan Polri dilaporkan menjadi korban dalam insiden tersebut.
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, mengklaim kelompoknya bertanggung jawab atas penyerangan terhadap dua anggota TNI di sekitar RSUD Wamena.
"Dalam penyerangan itu, dua anggota militer mengalami luka tembak dan diduga telah tewas," ucap Sebby dalam pernyataan tertulis.
Menurutnya, pasukan TNI saat ini melakukan penyisiran di sepanjang Jalan Trans Wamena yang mengarah ke Yalimo, Yahukimo, dan Nduga.
Sebby menyebut bahwa kelompok separatis mengirim personel dari tiga wilayah komando untuk memasuki Wamena.
"TPNPB Kodap III Ndugama Derakma siap mengambil alih Wamena sebagai arena pertempuran," tegasnya.
Sebby juga mengingatkan masyarakat sipil untuk segera meninggalkan kota tersebut.
Ia menyatakan kelompoknya akan melakukan serangan secara acak dalam rangka merebut ibu kota Jayawijaya.
"Kami minta semua warga sipil, baik asli Papua maupun pendatang, agar segera meninggalkan Wamena atau menghentikan aktivitas di luar rumah dari pagi hingga malam agar tidak menjadi korban," kata Sebby. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

