
Repelita Jakarta - Universitas Gadjah Mada diminta untuk tampil bersama Presiden Joko Widodo guna memperlihatkan keaslian ijazah secara langsung di hadapan masyarakat.
Permintaan ini disampaikan oleh analis komunikasi politik Hendri Satrio sebagai bentuk tanggung jawab institusi terhadap dokumen yang dikeluarkannya.
Menurut Hendri, hingga kini belum pernah ada momen di mana pihak kampus dan Presiden tampil bersamaan untuk menepis keraguan publik soal keaslian ijazah tersebut.
Ia menilai, kehadiran bersama antara Jokowi dan UGM akan menjadi langkah konkret untuk menghentikan berbagai spekulasi yang beredar di masyarakat.
Kepolisian memang telah mengumumkan hasil penyelidikan bahwa ijazah Presiden Jokowi dinyatakan asli.
Namun, publik tetap mempertanyakan keabsahan klaim itu karena tidak disertai bukti visual dari dokumen asli maupun pernyataan langsung dari kampus penerbit.
Melalui survei yang digelar oleh lembaga KedaiKOPI di platform media sosial X, mayoritas masyarakat menyatakan bahwa jika ijazah Jokowi palsu, hal itu akan mempermalukan Indonesia di kancah global.
Responden dalam survei bahkan lebih banyak memilih opsi bahwa negara akan jadi bahan tertawaan dibandingkan Jokowi harus kembali kuliah.
Hendri menegaskan, hasil survei tersebut menunjukkan betapa seriusnya dampak dari isu ini terhadap reputasi nasional.
Ia pun menyampaikan bahwa kunci penyelesaian polemik ini berada di tangan UGM sebagai institusi pendidikan yang disebut-sebut mengeluarkan ijazah tersebut.
Jika pihak kampus gagal memberikan penjelasan meyakinkan, maka kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan tinggi akan terganggu.
Selain itu, hal ini juga bisa mencoreng kredibilitas pendidikan di tingkat internasional.
Hendri menyarankan agar UGM melakukan introspeksi apabila pernyataan resmi mereka tetap tidak dipercaya oleh masyarakat.
Ia menilai penting adanya transparansi sebagai langkah meredakan kecurigaan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi akademik. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

