Repelita Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, memberikan tanggapan terkait polemik ijazah mantan Presiden Joko Widodo yang kembali ramai diperbincangkan.
Ia menyatakan bahwa pihak-pihak yang meragukan keaslian ijazah tersebut sebenarnya telah mengetahui dokumen itu asli.
Namun mereka sengaja menggunakan isu ini untuk menciptakan ketidakstabilan di negara.
Teddy meyakini saat pengadilan memutuskan ijazah tersebut sah berdasarkan bukti dari Jokowi, UGM, KPU, dan lembaga resmi lain, serangan akan bergeser ke lembaga hukum.
Menurutnya, pihak-pihak tersebut akan mengklaim pengadilan telah diintervensi pemerintah.
Ia memprediksi hal itu akan terjadi bahkan sebelum putusan resmi keluar.
Teddy menilai serangan ini tidak hanya diarahkan pada Jokowi, tapi juga bertujuan menggoyang stabilitas bangsa.
Karena itu, ia mengimbau Jokowi untuk tidak diam karena yang diserang sebenarnya adalah Indonesia.
Ia juga menyoroti tuduhan pemalsuan ijazah yang dinilai tidak logis.
Teddy mempertanyakan apakah mungkin seluruh civitas akademika UGM pada masa itu dapat diarahkan untuk membantah keberadaan Jokowi di kampus.
Ia membedakan antara pihak yang mengajukan gugatan secara hukum dengan mereka yang menyebarkan isu tanpa bukti di media sosial.
Menurutnya, yang menggugat memiliki hak, tapi yang menyebarkan fitnah justru tahu ijazah itu asli dan hanya ingin mempertahankan keramaian isu.
Sementara itu, budayawan senior Tanto Mendut ikut menanggapi perdebatan soal ijazah Jokowi.
Ia menilai persoalan ini bukan hanya tentang dokumen, melainkan mencerminkan masalah yang lebih besar dalam kehidupan berbangsa.
Tanto mencontohkan kondisi infrastruktur menjelang perayaan Waisak, seperti lampu hias yang tak menyala meski telah dibangun dengan anggaran besar.
Ia menyebut beberapa tiang lampu hanya berfungsi sebagai simbol dan tidak berfungsi sebenarnya, bahkan dipakai untuk memasang spanduk.
Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk kepalsuan yang lebih luas.
Tanto menegaskan bahwa ini bukan soal agama atau etika, tetapi masalah kebangsaan yang serius.
Ia mengkritik hilangnya kepekaan masyarakat dalam membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.
Menyoal ijazah Jokowi, Tanto mengatakan persoalan itu sudah melampaui sekadar dokumen akademik.
Ia menegaskan masyarakat kini kesulitan membedakan konsep asli dan palsu, serta menunjukkan hilangnya etika.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok