Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tangis Haru Pecah Saat Gubernur Dedi Mulyadi Peluk dan Angkat Siswa Tak Dijemput Orang Tua

Tangisan Pecah Saat KDM Angkat Siswa yang Tak Dijemput Orang Tua

Repelita Bandung - Momen penuh haru mewarnai peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 tahun 2025 bagi 273 pelajar Jawa Barat yang telah menuntaskan pendidikan karakter Gapura Panca Waluya di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi.

Sebagian dari para peserta didik tersebut dipercaya menjalankan peran penting dalam upacara peringatan, mulai dari pasukan pengibar bendera hingga tampil dalam barisan defile bersama 11 pasukan elit TNI dan Polri pada akhir prosesi upacara.

Rasa haru semakin terasa ketika sejumlah siswa bertemu dengan keluarga mereka usai menjalani pelatihan selama kurang lebih 18 hari di lingkungan militer.

Namun, di tengah kegembiraan itu, beberapa siswa tampak berdiri diam tanpa ada orang tua atau kerabat yang datang menjemput.

Melihat hal itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi langsung menghampiri mereka di pelataran Gedung Sate dan memeluk satu per satu sambil memberikan semangat.

Dengan mata berkaca-kaca, Dedi menyampaikan bahwa siapa pun siswa yang tidak dijemput orang tuanya, atau yang merupakan anak yatim piatu, akan dianggap sebagai anaknya sendiri.

Ia juga menyampaikan bahwa mereka akan tinggal dan melanjutkan pendidikan di Bandung.

Bahkan, mereka akan disiapkan untuk menggapai cita-cita, baik menjadi anggota TNI, Polri, atau melanjutkan kuliah sesuai dengan minat masing-masing.

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa selama para siswa memiliki tekad kuat dan semangat belajar tinggi, maka tidak ada impian yang mustahil dicapai.

Ia menyemangati mereka dengan menyebut bahwa suatu hari kelak ada di antara mereka yang akan menjadi tentara, polisi, dokter, pilot, aparatur negara, pengusaha, bahkan petani atau petugas pemadam kebakaran.

Yang terpenting, menurutnya, mereka harus menjadi sosok yang memberi manfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Ia menegaskan bahwa para siswa tersebut bukanlah anak-anak nakal, melainkan anak-anak luar biasa, anak-anak Jawa Barat, dan generasi masa depan Indonesia.

Lebih lanjut, ia menilai program Gapura Panca Waluya tahap pertama ini mampu membuktikan efektivitasnya di tengah kritik dari berbagai pihak.

Ia meyakini bahwa waktu akan membuktikan hasil dari upaya Pemprov Jabar, meskipun sempat diragukan banyak orang.

Gusti Ayu Dewi, seorang pakar grafologi berskala internasional yang ikut serta mendampingi para siswa dalam program ini, menyampaikan harapannya.

Ia berharap para lulusan program ini mendapat dukungan berkelanjutan dari keluarga dan lingkungan sekitar agar perubahan positif yang telah ditanamkan tidak memudar.

Ia mengibaratkan siswa seperti tanaman yang sudah tumbuh baik, namun akan layu jika tidak dirawat.

Menurutnya, peran keluarga dan lingkungan sangat penting sebagai “penyiram” agar anak-anak tetap tumbuh kuat dan kokoh dalam karakter positif yang telah terbentuk.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved