
Repelita Bandung - Tiga siswi asal Bandung menyuarakan dukungan terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer.
Mereka menilai langkah tersebut sebagai solusi yang tegas dan efektif untuk mengatasi kenakalan remaja.
Dalam sebuah video yang beredar, ketiganya menyampaikan surat terbuka kepada gubernur dan menyatakan persetujuan penuh terhadap program tersebut.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sampurasun, surat terbuka untuk bapak Gubernur Jawa Barat terkait program bapak mengirim siswa nakal ke barak militer, kami sebagai siswa sangat mendukung," ujar salah satu dari mereka.
Siswi-siswi tersebut menanggapi kritik Verrell Bramasta dengan menyebut bahwa komentar sang artis hanyalah omon-omon tanpa tindakan nyata.
Mereka juga mempertanyakan apa kontribusi Verrell selama ini dalam menangani persoalan anak-anak bermasalah.
Dalam pernyataannya, mereka menilai sejumlah pihak seperti KPAI, Komnas HAM, Komisi X DPR RI, dan beberapa politisi, hanya mengkritik tanpa menunjukkan hasil kerja konkret.
"Mereka itu hanya omon-omon saja, mana kerja nyata mereka selama ini," katanya.
Ketiganya juga menyindir bahwa para politisi hanya duduk nyaman tanpa benar-benar menangani persoalan anak.
"Menangani kasus anak-anak nakal mereka selama ini hanya duduk di belakang meja atau mungkin di kolong meja," ujar mereka.
Bahkan mereka mengusulkan agar bukan hanya siswa, melainkan juga para politisi yang tidak terlihat kinerjanya, dikirim ke barak militer.
"Maka dengan ini kami mengusulkan kepada bapak aing selain siswa nakal yang dikirim ke barak militer kami juga memohon agar mengirim para politisi yang cuman omon-omon saja ke barak militer," tandasnya.
Sementara itu, Verrell Bramasta menilai bahwa pengiriman anak bermasalah ke barak militer bukanlah solusi yang tepat.
Ia menyebut bahwa pendekatan fisik semata hanya akan membuat anak-anak semakin keras tanpa membentuk sisi psikologis yang sehat.
Verrell juga menegaskan bahwa kenakalan remaja tidak selalu berakar dari kurangnya disiplin, melainkan bisa jadi berasal dari tekanan lingkungan atau masalah keluarga.
Editor: 91224 R-ID Elok

