
Repelita Jakarta - Wakil Ketua MPR yang juga anggota Komisi III dari fraksi PKB, Rusdi Kirana, meminta klarifikasi dari ahli mengenai keamanan siber.
Permintaan tersebut disampaikan dalam rapat Komisi III bersama pakar, yang membahas RUU Keamanan dan Ketahanan Siber.
Pakar yang diundang untuk memberikan penjelasan adalah Josua Sitompul, yang berasal dari Indonesia Cyber Law Community (ICLC).
Rusdi menceritakan bahwa sebagai seorang pengusaha, dia sering merasa cemas menyimpan uang di bank.
Dia mengungkapkan bahwa sering terjadi pembobolan di bank melalui tindakan penipuan seperti scam.
"Karena saya lahir 1963, saya enggak ngerti sama sekali, HP aja hanya WA tahunya, sementara uang saya banyak, karena saya pengusaha, sombong, saya taruhnya di bank," ujar Rusdi.
Dia juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kemungkinan hilangnya uangnya jika ada pihak yang mengakses rekeningnya secara tidak sah.
Rusdi menyebutkan, "Kalau suatu hari bank bilang uang itu sudah diambil sama mitra saya, atau pacar saya, itu ngubernya gimana, Pak? Sementara kita sering dengar uangnya di-hack."
Rusdi juga mengungkapkan bahwa dia sering menghindari panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal, karena khawatir ponselnya dibajak.
“Sekarang saya kalau saya nerima telepon enggak ada namanya, saya takut bukanya, Pak. Padahal mungkin itu dari saudara saya, kalau saya buka nanti takutnya undangan pernikahan, kita download, ah diambil semua data kita,” tuturnya.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Josua menjelaskan pentingnya bagi pelaku perbankan untuk melindungi data pribadi konsumen.
Josua menjelaskan bahwa perkembangan perlindungan data ini melibatkan penguatan sistem Know Your Customer (KYC).
“Ke depannya bagaimana apakah dengan adanya teknologi retina atau biometrik itu bisa digunakan untuk penguatan KYC, tentu saja bisa,” jelasnya.
Editor: 91224 R-ID Elok

