Jokowi Pertimbangkan Maju Jadi Ketua Umum PSI, Janji Evaluasi Pendaftaran dan Sistem E-Voting

Repelita Jakarta - Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, merespons doa masyarakat yang berharap dirinya maju sebagai calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Kongres PSI yang akan dilaksanakan pada 19 Juli 2025 di Solo, Jawa Tengah, akan memilih ketua umum baru.

Jokowi mengatakan bahwa ia masih mempertimbangkan kemungkinan untuk mencalonkan diri.

"Saya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai nanti jika saya ikut, saya justru kalah," ungkap Jokowi saat ditemui di Solo, Rabu (14/5).

Saat ditanya apakah sudah mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSI, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya belum melakukan pendaftaran.

"Belum (mendaftar). Kan masih panjang sampai Juni," tambahnya.

Jokowi juga berkelakar bahwa mungkin tidak ada kader lain yang mendaftar jika dirinya mencalonkan diri.

"Ya enggak tahu. Kalau saya mendaftar, mungkin yang lain enggak mendaftar, mungkin," ujarnya.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan bahwa pemilihan Ketua Umum PSI akan dilakukan menggunakan sistem e-voting.

"Ya belum tahu. Karena ini kan yang saya tahu pakai e-voting, one man, one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," ujarnya.

Menurutnya, sistem e-voting adalah langkah yang baik untuk diterapkan dalam pemilihan ketua umum sebuah partai.

"Ya bagus. Era digital ini kalau misalnya pemilihan ketua dengan e-voting, melibatkan seluruh anggota, artinya ada kepemilikan terhadap partai betul-betul di seluruh anggota. Saya kira bagus," paparnya.

Jokowi juga menyarankan penggunaan virtual office untuk kantor DPD, DPC, dan tingkat kecamatan.

"Dan kalau bisa, saya pernah sampaikan, kalau perlu kantor DPD, kantor DPC, kantor di tingkat kecamatan semuanya pakai virtual office, bagus banget. Tapi regulasinya perlu diubah. Menurut saya, partai ke depan akan seperti itu," tambahnya.

Mengenai sistem pemilihan di PSI, Jokowi mengaitkannya dengan konsep partai perorangan yang pernah ia kemukakan sebelumnya.

"Ya kurang lebih (partai perorangan). Saya tidak tahu ya di PSI yang diadopsi yang mana. Tetapi, yang saya sampaikan Partai Super Tbk ya kurang lebih seperti itu," ujarnya.

Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, mengungkapkan bahwa konsep pemilihan ketua umum secara langsung oleh kader bertujuan untuk menjadikan PSI lebih terbuka.

“Apakah konsep ini idenya dari Pak Jokowi? Terus terang, Pak Jokowi ini kan kami anggap sebagai mentor sejak lama. Jadi, masukan dari Pak Jokowi ini juga kami anggap sesuatu yang out of the box,” kata Andy.

Andy menjelaskan bahwa Jokowi dalam beberapa pertemuan menekankan pentingnya membangun partai yang "super terbuka", termasuk dalam mekanisme pemilihan ketua umum.

"Begitu Pak Jokowi bilang bicara tentang partai super terbuka, kemudian dalam beberapa pertemuan juga menyebutkan bahwa memang sebaiknya ketum dipilih secara langsung, kami di internal mulai melihat-lihat," ujarnya.

PSI juga mempelajari praktik serupa yang diterapkan oleh partai-partai muda di luar negeri, seperti Podemos di Spanyol dan Five Star Movement di Italia.

"Kalau ditanya kenapa PSI memilih jalan seperti ini, ini adalah salah satu langkah kami untuk mulai menjadi apa yang kami sebut sebagai partai super terbuka, partai super TBK," ucap Andy.

Mengenai peluang Jokowi untuk maju sebagai calon ketua umum PSI, Andy menyatakan bahwa pendaftaran terbuka bagi siapa saja yang memenuhi syarat.

"Apakah Pak Jokowi akan menjadi calon? Kita doakan, Mas," kata Andy.

Pendaftaran calon ketua umum, menurut Andy, mensyaratkan calon untuk memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI, terverifikasi sebagai kader, serta memperoleh minimal lima rekomendasi dari DPW dan 20 dari DPD.

"Yang paling penting dia harus memegang kartu tanda anggota PSI. Mengenai berapa lama, itu tidak menjadi masalah. Yang paling penting dia punya visi dan misi yang sama dengan PSI," tutupnya.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga