Repelita Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akhirnya angkat bicara mengenai hasil Pemilu 2024 yang membuat partainya terpukul.
Dalam pidatonya di ajang Trisakti Tourism Award 2025, ia secara terang-terangan menyebut PDIP mengalami kekalahan telak.
Ia menyebut partainya babak belur setelah kontestasi politik yang lalu.
Kekalahan ini bahkan terjadi di sejumlah wilayah yang selama ini menjadi basis kuat PDIP.
Megawati menyampaikan kekecewaan mendalam atas capaian tersebut dan mengkritik keras para kadernya.
Situasi semakin pelik setelah konflik terbuka antara dirinya dan Presiden Joko Widodo mencuat ke permukaan.
Ketegangan itu telah berlangsung sejak Jokowi tidak lagi sejalan dengan arah kebijakan partai.
Puncaknya adalah saat PDIP secara resmi memberhentikan Jokowi dan keluarganya dari keanggotaan partai.
Langkah ini menuai berbagai reaksi, baik dari internal maupun eksternal partai.
Banyak yang menilai keputusan Megawati tersebut sebagai bentuk sikap tegas menjaga disiplin partai.
Namun, tak sedikit yang menilai keputusan itu justru memperdalam perpecahan.
Ketegangan ini memunculkan kekhawatiran akan semakin menurunnya soliditas PDIP.
Sejumlah pengamat menyebut bahwa konflik berkepanjangan bisa berdampak langsung terhadap elektabilitas partai di masa mendatang.
Di tengah situasi itu, PDIP perlu segera melakukan konsolidasi.
Evaluasi menyeluruh terhadap struktur internal dan komunikasi politik menjadi keharusan.
Tanpa langkah cepat dan terarah, bukan tidak mungkin PDIP akan terus kehilangan pengaruh di mata publik.
Megawati pun dituntut membuka ruang dialog untuk meredam gejolak dan menyatukan kembali kekuatan internal partai.
Dengan cara itu, PDIP masih memiliki peluang untuk memperbaiki citra dan merebut kembali kepercayaan rakyat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok