Kepercayaan Publik Runtuh Akibat Kisruh Ijazah Jokowi

 

Repelita Jakarta - Masyarakat dinilai mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum menyusul kontroversi mengenai ijazah Presiden Joko Widodo.

Menurut pakar komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, persoalan ijazah Jokowi tidak akan selesai meski Kepolisian telah menyatakan bahwa dokumen tersebut asli.

"Sebagian masyarakat tetap tidak percaya ijazah Jokowi asli. Kelompok ini tetap meyakini ijazah Jokowi palsu," ujar Jamiluddin, Minggu 25 Mei 2025.

Ia menjelaskan bahwa ketidakpercayaan itu berkaitan erat dengan persoalan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Bagi mereka yang sejak awal tidak percaya pada Polri, pernyataan apapun yang dikeluarkan lembaga tersebut akan tetap diragukan.

Sebaliknya, masyarakat yang meyakini sejak awal bahwa ijazah Jokowi memang sah, justru menjadikan klarifikasi dari kepolisian sebagai penguat keyakinan mereka.

"Kelompok ini justru menjadikan pernyataan Bareskrim Polri sebagai penguatan atau peneguhan," lanjutnya.

Jamiluddin menegaskan bahwa posisi awal masyarakat dalam menyikapi isu ini sangat memengaruhi pandangan mereka terhadap perkembangan kasus tersebut.

Menurutnya, perbedaan pendapat antara dua kelompok ini disebabkan oleh predisposisi atau sikap awal yang sudah terbentuk sebelumnya.

Karena itu, selama pernyataan keaslian ijazah berasal dari lembaga yang dipandang tidak kredibel, polemik akan terus berlanjut.

Bahkan, jika perkara ini sampai diproses di pengadilan atau diklarifikasi langsung oleh Universitas Gadjah Mada, Jamiluddin menilai hasilnya tetap berpotensi tidak dipercaya.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa masalah utamanya adalah rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga resmi tersebut.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga