Jokowi Dinilai Lebih Layak Dirikan Partai Sendiri Ketimbang Gabung PSI demi Kendali Penuh Arah Politik

 

Repelita Jakarta - Presiden Joko Widodo disarankan untuk mendirikan partai politik baru ketimbang bergabung dengan partai yang sudah ada, termasuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Penilaian ini disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.

Ia menyebut bahwa peran Jokowi dalam dunia politik Indonesia sudah sangat dominan, sehingga apapun langkah dan pernyataannya selalu menjadi pusat perhatian publik.

“Kalau bicara tentang politik memang tidak lengkap rasanya tanpa menyertakan Jokowi terutama manuver dan sikap politiknya, termasuk statementnya,” ujar Adi melalui kanal YouTube pribadinya, Minggu 25 Mei 2025.

Meski PSI dianggap sebagai partai yang paling dekat dengan Jokowi karena dipimpin oleh putranya, Kaesang Pangarep, Adi menilai dukungan dari masyarakat belum tentu berpihak ke arah yang sama.

Menurutnya, para relawan Jokowi selama ini menunjukkan kesetiaan pada figur Jokowi secara pribadi, bukan pada kendaraan politik yang ia gunakan.

“Relawan Jokowi belum tentu otomatis mendukung PSI. Mereka loyal pada sosok Jokowi, bukan pada kendaraan politiknya,” ucap Adi.

Dengan mempertimbangkan realitas tersebut, Adi menilai lebih logis bila Jokowi membentuk partai baru yang bisa menjadi cerminan dari nilai perjuangan dan jaringan yang telah ia bangun selama dua periode kepemimpinannya.

Partai baru itu juga dinilai dapat menjadi tempat bersatu bagi para pendukung loyal, termasuk PSI dan barisan relawan yang masih konsisten mendukung Jokowi hingga saat ini.

Sebelumnya, beredar informasi bahwa Jokowi sedang menjajaki kemungkinan bergabung dengan PSI.

Namun, sinyal keterbukaan juga datang dari partai lain seperti Golkar.

Sementara itu, beberapa kelompok relawan justru mendorong Jokowi untuk mengambil keputusan politik secara independen tanpa bergantung pada partai yang telah ada.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga