Keanehan Bukti Pembayaran SPP Jokowi Bikin Banyak Pertanyaan Tajam

 

Repelita Jakarta - Peneliti media dan politik Buni Yani mempertanyakan keaslian bukti kuitansi pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang dipublikasikan oleh Bareskrim Polri untuk mengonfirmasi bahwa Presiden Joko Widodo adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Menurut Buni Yani, Jokowi mulai kuliah pada tahun 1980 sehingga pembayaran SPP semester pertama seharusnya dilakukan pada Juli atau Agustus 1980.

Pembayaran SPP semester kedua mestinya dilakukan pada Januari 1981.

Semester ketiga seharusnya dibayar sekitar Juli atau Agustus 1981, sedangkan semester keempat dilakukan pada Januari 1982.

Namun kuitansi yang dipublikasikan menunjukkan pembayaran SPP pada Januari 1982 untuk semester kedua.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Jokowi tidak aktif kuliah selama dua semester berturut-turut sehingga baru membayar SPP semester kedua pada Januari 1982.

Buni Yani menilai data yang diberikan Bareskrim sangat membingungkan dan meminta penjelasan lebih lanjut mengenai kejanggalan tersebut.

Bareskrim Polri telah memperlihatkan berbagai bukti yang mendukung klaim bahwa Jokowi adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, termasuk bukti pembayaran SPP semester kedua tahun ajaran 1981-1982 atas nama Joko Widodo.

Puslabfor telah melakukan pemeriksaan laboratorium dan menyatakan bahwa stempel pada kuitansi tersebut identik dengan pembanding asli.

Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri juga menyatakan bahwa ijazah sarjana Fakultas Kehutanan UGM milik Jokowi adalah asli.

Dalam konferensi pers, Bareskrim menampilkan foto dokumen sebagai bukti pendukung, termasuk salinan ijazah yang pernah dianggap palsu oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis.

Meski demikian, Bareskrim tidak memperlihatkan foto ijazah asli, hanya memperlihatkan foto saat penyerahan ijazah yang disebut asli oleh kuasa hukum Jokowi kepada Bareskrim.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga