
Repelita Jakarta - Perkara dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mantan Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, terus mendapat sorotan.
Dalam sebuah audiensi di Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta Selatan, korban berinisial RZ menyampaikan bahwa dirinya mendapat tekanan sejak melaporkan kejadian tersebut.
RZ mengungkapkan dirinya dicap negatif dan disebut sebagai perempuan tidak bermoral.
Ia menegaskan bahwa apa yang disampaikannya adalah kenyataan, bukan karangan.
RZ menyebut dirinya tidak memperoleh keuntungan apapun dari perhatian publik terhadap kasus yang menimpanya.
Ia hanya berharap kasus ini dapat ditangani dengan objektif oleh seluruh pihak, termasuk pihak kampus.
Perkembangan terkini menyebutkan bahwa jumlah korban yang melaporkan Edie Toet bertambah.
Dari sebelumnya dua orang, kini menjadi empat orang.
Dua korban tambahan, AM dan IR, juga telah membuat laporan resmi ke Bareskrim Mabes Polri.
Kuasa hukum pelapor, Yansen Ohoirat, menyampaikan bahwa laporan terbaru sudah disampaikan pada April lalu.
Menurutnya, pada hari ini juga dua korban baru turut mengajukan laporan ke Mabes Polri.
Yansen menyebut bahwa sebenarnya ada mahasiswa lain yang menjadi korban, namun mereka belum berani bersuara.
Ia juga menyoroti sikap Lembaga Bantuan Hukum Universitas Pancasila yang dinilai lebih melindungi terlapor daripada mendampingi korban.
Sementara itu, status penanganan kasus ini sudah meningkat ke tahap penyidikan oleh Polda Metro Jaya sejak Juni 2024.
Namun hingga kini, pihak kepolisian belum menetapkan Edie Toet sebagai tersangka.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

