
Repelita Jakarta - Aktivis 98 secara tegas menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
Dalam diskusi bertajuk Refleksi 27 Tahun Reformasi: Soeharto Pahlawan atau Penjajah HAM di Jakarta, Sabtu, Mustar Bonaventura menyatakan penolakannya terhadap gagasan tersebut.
Menurut Mustar, selama 32 tahun kekuasaannya, Soeharto meninggalkan banyak persoalan besar bagi bangsa Indonesia.
Dia menilai bangsa ini belum menyelesaikan tugas besar kebangsaan dan semangat melawan segala bentuk ketidakadilan harus terus dipertahankan.
Mustar juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa bangsa ini mungkin telah kehilangan hati nurani sehingga wacana gelar pahlawan muncul.
Dia menegaskan gelar pahlawan tidak pantas diberikan kepada Soeharto dengan alasan kuat dari catatan sejarah dan kemanusiaan.
Keberanian untuk menolak wacana ini menurutnya harus dijaga sebagai penghormatan kepada para korban tragedi masa lalu.
Mustar menambahkan bahwa penolakan ini bukan hanya untuk kepentingan sejarah bangsa, tetapi juga untuk mengenang para korban yang telah meninggal dunia.
Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh aktivis 98 seperti Ray Rangkuti, Ubedilah Badrun, Abraham Samad, Bela Ulung Hapsara, Anis Hidayah, Jimly Fajar, dan Hengki Kurniawan.
Mereka bersama-sama menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai reformasi dan keadilan bagi bangsa Indonesia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

