Repelita Jakarta - Israel mengaku telah melakukan serangan udara terhadap bandara utama di ibu kota Yaman, Sanaa.
Serangan itu berlangsung sehari setelah kelompok Houthi menembakkan dua rudal ke wilayah Israel.
Pesawat pengangkut jamaah haji menuju Arab Saudi dilaporkan terbakar akibat serangan tersebut.
Sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan Houthi menyebutkan ada empat serangan yang mengenai landasan pacu bandara.
Hingga kini belum ada informasi resmi terkait jumlah korban dari serangan itu.
Khaled al-Shaief, Direktur Umum Bandara Internasional Sanaa, menyampaikan melalui akun X bahwa serangan tersebut menghancurkan pesawat sipil terakhir Yemenia Airways yang beroperasi di bandara itu.
Pesawat tersebut rencananya digunakan untuk membawa jamaah haji ke Arab Saudi.
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengonfirmasi Angkatan Udara Israel menyerang sasaran yang diklaim sebagai basis Houthi dan menghancurkan pesawat sipil terakhir di bandara.
Dia menyebut serangan ini sebagai pesan tegas bahwa pihak yang menyerang Israel harus menanggung konsekuensi berat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan setiap serangan terhadap negaranya akan dibalas dengan kekuatan yang lebih besar.
Netanyahu juga menegaskan bahwa Houthi hanya sebagai perpanjangan tangan, sedangkan Iran menjadi kekuatan utama di balik serangan dari Yaman.
Sementara itu, pemimpin Houthi, Abdul-Malik al-Houthi, menyatakan serangan itu merupakan bentuk perlawanan untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina yang menjadi korban serangan Israel di Gaza.
Dia menegaskan meskipun agresi Israel berulang kali terjadi, hal itu tidak akan mengubah sikap rakyatnya dalam mendukung Palestina.
Abdul-Malik menambahkan bahwa musuh Israel berusaha untuk mempertahankan posisinya dengan menyerang fasilitas sipil di Yaman.
Serangan ini terjadi setelah Houthi meluncurkan dua rudal balistik ke arah Israel yang berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara Israel.
Bandara Sanaa yang merupakan bandara terbesar di Yaman, baru saja kembali beroperasi setelah mengalami perbaikan pasca serangan sebelumnya.
Bandara ini digunakan oleh pesawat Perserikatan Bangsa-Bangsa dan satu-satunya pesawat sipil Yemenia Airways yang tersisa setelah tiga pesawat lain rusak akibat serangan.
Sejak konflik Israel di Gaza pada Oktober 2023, Houthi secara berkala menargetkan Israel.
Mereka juga pernah mengancam akan memblokade pelabuhan Haifa setelah peningkatan serangan Israel di Gaza.
Selain itu, Houthi melakukan serangan terhadap kapal pengangkut di Laut Merah yang memicu aksi balasan militer dari Amerika Serikat dan Inggris.
Pada awal tahun ini, AS dan Houthi menyepakati gencatan senjata yang mengakhiri serangan yang berlangsung selama berminggu-minggu di Yaman.
Houthi menyatakan aksi mereka di Laut Merah dan rudal ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina.
Mayoritas rudal dan drone yang diluncurkan ke Israel berhasil dicegat atau gagal mencapai target.
Israel pun membalas dengan serangkaian serangan udara.
Amerika Serikat juga sempat melakukan serangan besar terhadap Houthi sebelum menghentikannya setelah gencatan senjata disepakati.
Netanyahu menegaskan bahwa serangan terhadap Israel akan direspons dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
Ia kembali menegaskan bahwa Houthi hanya perpanjangan dari Iran, yang bertanggung jawab atas agresi dari Yaman.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

