
Repelita Jakarta - Kecurigaan masyarakat terhadap keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo tidak muncul secara tiba-tiba.
Sebaliknya, hal itu mencerminkan akumulasi dari ketidakpercayaan publik terhadap berbagai pernyataan maupun janji-janji politik Jokowi selama menjabat.
Pernyataan ini disampaikan oleh pengamat politik Rocky Gerung saat menanggapi pernyataan Bareskrim Polri yang menyatakan ijazah Jokowi adalah dokumen yang sah.
Menurut Rocky, kecurigaan terhadap ijazah itu sejalan dengan berbagai keraguan publik terhadap ucapan Presiden yang kerap dinilai tidak sesuai kenyataan.
“Kecurigaan publik soal ijazah Jokowi setara dengan ketidakpercayaan terhadap kebohongan-kebohongan lainnya. Itu bagian dari kondisi psikologis publik yang menganggap hampir semua keterangan Jokowi tidak bisa dipercaya,” ujar Rocky melalui kanal YouTube miliknya.
Ia juga menyinggung beberapa pernyataan kontroversial Presiden yang masih menjadi polemik hingga hari ini.
Salah satunya adalah klaim mengenai dana sebesar Rp11 ribu triliun yang dikatakan milik warga Indonesia dan berada di luar negeri.
Hingga kini, klaim tersebut belum pernah diperjelas atau dibuktikan secara terbuka.
Akibatnya, masyarakat mempertanyakan keabsahan pernyataan itu dan mencurigai adanya manipulasi informasi.
Rocky juga menyoroti proyek mobil Esemka yang dahulu sempat diusung sebagai wujud kebangkitan industri otomotif nasional.
Namun hingga kini, proyek tersebut dinilai tidak menghasilkan sesuatu yang nyata bagi masyarakat.
“Kita harus menerima kenyataan bahwa selama sepuluh tahun menjadi presiden, beliau memegang kendali atas banyak sektor lewat sistem birokrasi, intelijen, dan politik.
Karena itu, wajar jika banyak hal kini dipertanyakan dan disorot kembali,” tuturnya.
Rocky menyebut bahwa berbagai masalah yang menimbulkan kecurigaan tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Ia mendorong agar segala hal yang meragukan, termasuk isu ijazah, dibuka secara terang di meja hijau agar publik mendapatkan kepastian hukum yang transparan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

