Repelita Jakarta - Belakangan ini, beredar sebuah video berdurasi empat menit di media sosial yang menampilkan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, seolah-olah memberikan komentar terkait kasus dugaan penggunaan ijazah palsu oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam video tersebut, Soeharto diklaim menyatakan bahwa masalah ini sedang ramai diperbincangkan dan menyita perhatian publik.
Ia juga disebutkan menyarankan agar polemik ini diselesaikan sejelas-jelasnya, apakah ijazah tersebut asli atau palsu.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, video tersebut terbukti merupakan hasil manipulasi teknologi kecerdasan buatan (AI) atau deepfake.
Menurut deteksi suara menggunakan Hive Moderation, suara yang digunakan dalam video tersebut memiliki tingkat kemiripan 97,7% dengan suara Soeharto, namun tetap merupakan hasil rekayasa digital.
Faktanya, Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008, sementara kasus dugaan ijazah palsu ini baru mencuat belakangan ini.
Oleh karena itu, tidak mungkin Soeharto memberikan komentar mengenai isu tersebut.
Pihak berwenang dan media massa telah mengonfirmasi bahwa video tersebut adalah hoaks dan hasil manipulasi teknologi.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa ia tidak memiliki kewajiban untuk menunjukkan ijazahnya kepada Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).
Ia juga menyatakan bahwa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memberikan penjelasan terkait keaslian ijazah tersebut.
Kasus dugaan ijazah palsu ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Tim kuasa hukum Jokowi telah menyiapkan laporan terhadap empat orang yang diduga menyebarkan tuduhan tersebut.
Masyarakat diharapkan untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya, guna menghindari penyebaran hoaks yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu.
Editor: 91224 R-ID Elok

