Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

BEM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Rektor Singgung Nepo Baby dan Jokowi Si Raja Jawa

 BEM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Ova Emilia Selaku Rektor, Singgung 'Raja Jawa'

Repelita Yogyakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada menyampaikan mosi tidak percaya kepada Rektor Ova Emilia.

Mosi ini muncul setelah mahasiswa meminta agar rektor menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintahan Prabowo-Gibran.

Permintaan tersebut tidak direspons oleh rektor sehingga memicu kekecewaan mahasiswa.

Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, menyatakan bahwa UGM seharusnya kembali ke marwahnya sebagai kampus yang berpihak pada rakyat.

Menurut Tiyo, selama ini UGM dianggap telah ikut memperkuat kekuasaan Presiden Jokowi yang disebut sebagai penyebab berbagai persoalan saat ini.

Ia menilai pemerintahan baru yang dipimpin Prabowo-Gibran adalah rezim yang diinginkan oleh Jokowi.

Tiyo menegaskan UGM wajib bertanggung jawab dengan menunjukkan keberpihakan nyata kepada rakyat.

Ia menyayangkan sikap rektor yang hanya mengadakan diskusi tentang kritik politik tanpa menunjukkan langkah tegas terhadap ketidakadilan dan penindasan yang masih terjadi.

Karena itu, BEM KM UGM menegaskan tidak akan mencabut mosi tidak percaya kepada Rektor Ova Emilia.

Mosi tersebut hanya akan dicabut jika rektor juga menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintahan Prabowo-Gibran atau pihak lain yang dianggap sama demi keberpihakan pada rakyat.

Dalam pernyataan mosi tidak percaya, BEM KM UGM juga menyinggung soal pemilihan Prabowo yang dianggap pelanggar HAM serta posisi Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden hasil perubahan konstitusi dengan campur tangan Jokowi.

Mereka menilai kebijakan pemerintah diberlakukan tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat luas.

Termasuk di antaranya adalah kebijakan seperti pemberian makan bergizi gratis, efisiensi anggaran, dan revisi Undang-Undang TNI yang dianggap mengembalikan dwi fungsi militer.

BEM juga mengkritik tindakan represif terhadap mahasiswa yang menyuarakan kritik dan penetapan mereka sebagai tersangka.

Aksi mahasiswa yang melakukan kemah di Balairung UGM menuntut sikap tegas rektor atas kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

Dialog antara rektor dengan mahasiswa pada 21 Mei 2025 tidak menghasilkan perubahan berarti.

Karena itu, kekecewaan mahasiswa memuncak dan mosi tidak percaya kepada rektor tetap berlaku.

Tiyo Ardianto menegaskan bahwa sebagai mahasiswa kampus kerakyatan, mereka merasa malu dengan sikap rektor yang dianggap lemah menghadapi ketidakadilan.

Mereka berjanji akan mempertahankan mosi tidak percaya sampai ada pernyataan yang jelas dari rektor sebagai bukti keberpihakan kepada rakyat.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved