Repelita Jakarta - Pernyataan Bareskrim Polri yang menegaskan keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi dinilai belum mampu meredam kontroversi yang masih bergulir di masyarakat.
Bachrum Achmadi, pegiat media sosial, menyatakan dugaan ijazah palsu akan terus menjadi perdebatan walau sudah ada pernyataan resmi dari Bareskrim.
Menurutnya, keraguan publik terhadap independensi kepolisian menjadi penyebab utama kegelisahan itu belum mereda.
"Banyak masyarakat masih meragukan independensi Polri," katanya.
Ia menyinggung kasus besar sebelumnya seperti Ferdy Sambo yang menurutnya memperlihatkan upaya ketidakjujuran dari dalam institusi kepolisian.
"Kasus Sambo menjadi bukti nyata ketidakjujuran Polri," tambahnya.
Bachrum menilai selama kepercayaan publik terhadap Polri belum pulih sepenuhnya, maka setiap pernyataan resmi dari institusi itu akan terus dipertanyakan.
Beberapa tokoh seperti Dokter Tifa dan Rismon Sianipar juga terus berusaha mengungkap kebenaran yang dianggap masih disembunyikan.
Dokter Tifauzia Tyassuma mengkritik cara Bareskrim dalam mempublikasikan hasil pemeriksaan keaslian ijazah Jokowi.
Dalam konferensi pers, Bareskrim hanya menunjukkan gambar fotokopi ijazah, bukan dokumen asli.
Tifa mempertanyakan alasan tidak ditampilkannya foto dokumen asli yang diperbesar.
"Kenapa yang dipamerkan hanya foto fotokopi ijazah?" ujarnya.
Ia juga mempertanyakan apakah Bareskrim telah menggunakan metode forensik ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Apakah Puslabfor benar-benar memakai digital forensik yang valid dan dapat diuji ulang?” tanyanya.
Tifa menekankan pentingnya penggunaan dokumen asli dalam proses pemeriksaan forensik.
“Apakah pemeriksaan dilakukan pada ijazah asli, bukan sekadar fotokopi?” katanya.
Ia mengaku heran dan sulit memahami mengapa yang dipamerkan hanya foto fotokopi ijazah.
Tifa bahkan menduga ada kekuatan besar yang menghambat penyelidikan Bareskrim.
“Bareskrim, apakah ada sesuatu yang kalian takuti?” tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
