Repelita Jakarta - Wacana Presiden ke-7 RI Joko Widodo membentuk partai politik "super TBK" terus menjadi perbincangan publik. Pengamat politik Adi Prayitno menilai ada dua kemungkinan dari gagasan ini, apakah benar-benar akan diwujudkan atau hanya sebagai bentuk kritik terhadap sistem politik yang ada.
Menurut Adi, Jokowi memiliki modal politik yang kuat untuk mendirikan partai. Pengalamannya sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI dua periode membuatnya memahami dinamika politik nasional.
"Mempunyai relawan dan jejaring yang kuat serta approval rate yang tinggi," ujar Adi.
Perubahan aturan pemilu juga menjadi faktor yang membuat publik menanti kepastian langkah Jokowi. Usulan penurunan ambang batas parlemen dari empat persen serta penghapusan presidential threshold membuka peluang besar bagi partai baru untuk bersaing.
"Kalau Jokowi membuat parpol, mungkin di 2029 bisa mengusung calon dari partai barunya ini," lanjut analis politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Namun, di balik wacana ini, Jokowi juga ingin menyampaikan kritik terhadap sistem kepartaian di Indonesia yang masih terpusat pada elite partai. Dengan konsep partai super TBK atau partai perorangan, ia mendorong agar partai politik lebih modern dan demokratis.
"Di negara kita, memang selama ini partai politik tersentralisasi kepada ketua umum dan hanya terpusat pada elite partai," tandas Adi.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok