Repelita Jakarta - Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, menjadi sorotan dalam polemik perizinan kawasan wisata Eiger Adventure Land (EAL) di Megamendung, Kabupaten Bogor. Kawasan wisata milik Ronny Lukito ini disegel oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Kamis (6/2/2025) karena melanggar regulasi lingkungan.
Jembatan gantung sepanjang 530 meter yang menjadi salah satu daya tarik utama EAL dinyatakan melanggar aturan dan menyebabkan kerusakan ekosistem di kawasan Puncak Bogor. Dedi Mulyadi, yang meninjau langsung dampak alih guna lahan di area tersebut, bahkan tidak kuasa menahan tangis saat melihat kondisi lingkungan yang terdampak.
"Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung), itu yang paling melanggar. Lihat itu terbelah sampai longsor," ujar Dedi sambil menunjuk ke arah jembatan gantung di EAL.
Dedi menegaskan bahwa pembangunan di kawasan ini telah mengganggu keseimbangan alam. "Nggak boleh harusnya ini (dibangun wisata jembatan). Tempatnya memang bagus, tapi kan ada yang terganggu. Masak alam kayak gini aja diganggu," ucapnya.
Eiger Adventure Land dibangun dengan investasi mencapai Rp 800 miliar di lahan seluas 325 hektar di kaki Gunung Gede Pangrango. Kawasan ini diklaim sebagai ekowisata berstandar internasional yang menawarkan berbagai fasilitas seperti jembatan gantung, kereta gantung, forest adventure, dan perkampungan tradisional.
Proyek ini sebelumnya mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta pemerintah daerah. Ridwan Kamil sendiri turut meresmikan pembangunan EAL dengan peletakan batu pertama pada 23 Oktober 2021 di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung.
"Di sini (EAL) dengan semangat Jabar Juara kita akan membangun jembatan gantung terpanjang di dunia, 530 meter. Hari ini jembatan terpanjang ada di Portugal sepanjang 516 meter, akan kita tambah 14 meter sehingga jembatan gantung di Kabupaten Bogor ini jadi yang terpanjang di dunia," ujar Ridwan Kamil saat itu.
Ia berharap konsep ekowisata di EAL bisa menjadi contoh bagi pelaku investasi pariwisata dalam menjaga keseimbangan alam, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain itu, ia juga menargetkan agar ekowisata ini mampu menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan asli daerah.
Chairman PT Eigerindo Multi Produk Industri, Ronny Lukito, menyatakan bahwa pembangunan jembatan gantung di kawasan wisata ini bertujuan untuk mengenalkan manusia kepada alam, sekaligus meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestariannya.
"Kami berharap kawasan ini dapat menjadi inspirasi dalam pengelolaan objek wisata yang selaras dengan pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan ekonomi, baik secara lokal maupun nasional. Kami juga berharap bisa menjadi salah satu ikon nasional untuk destinasi wisata berbasis alam di Indonesia," jelas Ronny.
Namun, proyek ini kini justru menimbulkan kekhawatiran terkait alih fungsi lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pemerintah akhirnya mengambil langkah tegas dengan menyegel EAL. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyatakan bahwa proyek yang terbukti melanggar aturan lingkungan harus dihentikan, dan pengelola diminta membongkar sendiri fasilitas yang telah dibangun.
Dengan penyegelan ini, masa depan wisata jembatan gantung terpanjang di dunia yang menjadi kebanggaan EAL kini berada di ujung tanduk.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok
